JAKARTA, KOMPAS.com - Dua mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad dan Busyro Muqoddas angkat bicara jelang pengumuman calon pimpinan KPK yang lolos tes psikologi
Abraham mengingatkan Panitia Seleksi Capim KPK untuk bersikap jujur dan obyektif dalam meloloskan capim KPK dari tes psikologi karena hasil tes psikologi dapat menggambarkan karakter atau integritas seseorang.
"Sebab pada tahapan ini sebenarnya pansel KPK sudah dapat menilai Capim KPK mana yang memenuhi standar karakter yang tepat untuk menjadi Pimpinan KPK," kata Abraham dalam keterangan tertulis, Senin (5/8/2019).
Baca juga: KPK: 19 Capim KPK Belum Lapor Kekayaan Tahun 2018
Abraham berharap, pansel benar-benar memperhatikan integritas capim KPK sebagai pertimbangan lolos atau tidaknya capim KPK tersebut.
Ia mengatakan, jangan sampai orang-orang yang diloloskan adalah orang-orang yang hanya mencari kerja yaitu para pensiunan yang sudah selesai pekerjaannya sebagai aparatur negara.
"Kalau ini terjadi, yang diloloskan adalah orang-orang seperti yang disebutkan di atas maka ini menjadi ancaman serius terhadap perjuangan pemberantasan korupsi dan pada akhirnya dapat melemahkan dan merontokkan KPK itu sendiri," ujar Abraham.
Baca juga: Pansel Diminta Fokus pada Rekam Jejak dan Integritas Capim KPK
Sementara itu, Busyro menyebut ada empat hal yang harus diperhatikan Pansel dalam meloloskan capim. Menurut Busyro, hal pertama yang harus diperhatikan adalah moralitas capim KPk.
Kriteria pertama adalah memiliki moralitas tinggi dengan bukti rekam jejak di lingkungan rumah, masyarakat, tetangga dan kantor.
"Memiliki moralitas tinggi dengan bukti track record praktek di rumah,masyarakat, tetangga dan kantor," ujar Busyro.
Baca juga: Telusuri Kekayaan Capim KPK, Pansel Bakal Gandeng PPATK
Lalu, Busyro menyebut capim KPK sebaiknya berbasis aktivis penggiat anti korupsi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.