JAKARTA, KOMPAS.com — Listrik padam di sejumlah wilayah di Pulau Jawa pada Minggu (4/8/2019) siang menimbulkan reaksi publik.
Berjam-jam masyarakat di sejumlah wilayah yang listriknya mati tidak bisa beraktivitas seperti biasa.
Berhentinya pasokan listrik ini membuat layanan publik terganggu.
Selain itu, masyarakat juga ramai-ramai mengeluhkan pemadaman yang terjadi selama hampir seharian itu.
Menanggapi hal ini, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengungkapkan terjadi black out atau gangguan di sejumlah transmisi.
Berikut 5 penjelasan PT PLN mengenai kejadian ini:
Baca juga: Gaduh Listrik Mati, dari Keluhan, Gangguan Layanan, hingga Penjelasan PLN
Melalui keterangan tertulis, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN I Made Suprateka mengungkapkan, penyebab listrik mati di sejumlah wilayah di Pulau Jawa.
Menurutnya, terdapat gangguan sisi transmisi di Ungaran dan Pemalang 50 kV. Selain itu, gangguan juga terjadi pada transmisi SUTET 500 kV.
Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengungkapan, pasokan listrik ke wilayah Jakarta membutuhkan waktu hingga 3 jam atau paling cepat pada pukul 19.27 WIB.
Menurut dia, perkiraan itu didasari oleh aliran listrik dari Jawa Timur telah masuk ke PLTA Saguling dan PLTA Cirata.
Aliran tersebut kemudian terus mengalir memasuki Gandul pada pukul 16.27 WIB.
Baca juga: Listrik Belum Pulih, Warga Masak Nasi Pakai Kompor hingga Mandi di Kantor
Aliran listrik dari Gandul kemudian akan memasuki PLTA Suralaya dan PLTGU Muara Karang.
Dia melanjutkan, dari Suralaya mengalir ke Legok, Balaraja, kemudian Banten.
Sementara dari Muara Karang memakan waktu sekitar 30 menit untuk mengisi pasokan listrik di wilayah DKI Jakarta.
Sripeni mengatakan, tidak ada sabotase pada kejadian padamnya listrik ini.
Menurut Sripeni, masalah ini murni karena masalah teknis.
"Kami tidak melihat adanya sabotase," kata Sripeni.
Ia melanjutkan, pihaknya akan melakukan investigasi yang akan memakan waktu hingga 2-3 bulan ke depan guna mendapatkan hasil yang komprehensif.
Sebelumnya, PLN mengatakan, memiliki cadangan listrik untuk moda transportasi mass rapid transit (MRT) jika terjadi pemadaman listrik.
Cadangan listrik ini berada di pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di daerah Senayan.
Sripeni mengatakan, PLTG ini dibangun khusus untuk cadangan lisrtrik MRT saat keadaan darurat.
Namun, Direktur Pengadaan Strategis II PLN Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, PLTG ini belum beroperasi sehingga MRT juga ikut terdampak pemadaman listrik.
Meski sudah sempat menyala, aliran listrik di wilayah Jakarta dilaporkan kembali padam.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PT PLN Dwi Suryo Abdullah mengatakan aliran listrik belum pulih karena adanya titik panas saat pendistribusian listrik ke Jakarta dan sekitarnya.
Baca juga: Heboh 7 Jam Listrik Padam di Jakarta
Dwi menambahkan, gangguan terdapat pada satu transmisi di arah Cibinong ke Gandul.
"Semoga pagi ini nanti hotspot penghantar di arah Jakarta terutama ke arah Gandul dari Cibinong tidak terjadi titik panas lagi," ujar Dwi, Senin (5/8/2019).
(Sumber: Kompas.com/Fika Nurul Ulya, Sherly Puspita, Luthfia Ayu Azanella, Rosiana Haryanti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.