Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antusiasme Terhadap Berita Sadis, Benarkah Bikin Orang Terinspirasi?

Kompas.com - 04/08/2019, 11:19 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemberitaan dengan konteks tertentu, salah satunya pemberitaan kriminal dengan muatan sadisme, selama ini dinilai dapat membawa pengaruh kepada orang lain untuk melakukan hal serupa.

Apalagi, jika pemberitaan itu dilakukan secara masif dan berkelanjutan, tentu masyarakat sebagai audiens akan lebih banyak terpapar dengan informasi sadistis.

Hal itu kemudian memperbesar peluang penyerapan informasi bermuatan sadis di otak mereka, sekaligus mempengaruhi pengambilan keputusan yang akan diwujudkan dalam bentuk tindakan.

Memang, hingga saat ini belum ada riset ilmiah yang membuktikan kebenaran keberadaan pemberitaan dapat pengaruhi seseorang untuk bertindak hal serupa.

Akan tetapi, Kriminolog dari Universitas Indonesia Vinita Susanti, tidak menutup kemungkinan tersebut bisa saja terjadi.

Baca juga: Masyarakat Antusias pada Berita Bermuatan Sadisme, Ini Kata Kriminolog

“Itu bisa saja. Contohnya masih ingat enggak, dulu mutilasi yang di (bus) Mayasari Bakti, itu saya pernah ngobrol sama pelakunya, memang dia terinspirasi dari si Rian (Jombang),” kata Anti, panggilan akrabnya, Jumat (2/8/2019).

Anti menyebut, orang akan sangat mungkin terinspirasi pemberitaan apabila dalam kondisi yang sedang tidak stabil atau dilanda masalah.

“Jadi memang bisa memotivasi orang untuk melakukan itu, kalau dia punya masalah, terus orang yang dalam kondisi kayak gitu, bukan enggak mungkin dia melakukan itu (meniru),” ungkap Anti.

“Masyarakat sudah capek, jenuh, ‘oh belajar dari itu saya bisa ngerjain seperti itu kalau terjadi’, itu bisa banget,” tambah dia.

Dalam penjelasannya, Anti menyebutkan contoh lain yang bisa menjadi bukti bahwa pemberitaan dapat memengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan yang sama.

“Ingat enggak yang perempuan-perempuan berkelahi itu, kan cepat banget ya. Nanti di tempat lain, orang-orang akan merasa hebat kalau sudah ngerjain,” ucap Anti.

Sebelumnya, Anti juga membahas mengenai fenomena antusiasme masyarakat terhadap berita bermuatan sadis. Ia menyebut ada banyak faktor yang membuat masyarakat justru tertarik pada berita sadisme.

 

Dalam kriminologi, ketertarikan ini dipandang sebagai reaksi sosial dari masyarakat atas fenomena kejahatan sadis yang terbilang jarang terjadi.

Sisi keunikan di sini bisa datang dari pihak korban, pelaku, atau jenis kejahatan yang dilakukan.

Lebih jauh, jika ditinjau dari latar belakangnya ketertarikan terhadap berita sadisme menurut Anti bisa berangkat dari faktor budaya.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Sadis Masih Sering Terjadi, Ini Penjelasan Kriminolog

Adapun faktor lain yang bisa membuat orang dekat dengan budaya kekerasan, menurut Anti adalah faktor kemiskinan.

Tidak dapat digeneralisir, akan tetapi kelas ekonomi lekat kaitannya dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah dan lingkungan yang cenderung keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com