Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-gempa magnitudo 7,4 (dimutakhirkan magnitudo 6,9) yang mengguncang Banten, Jumat (2/8/2019), beredar sejumlah informasi yang menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
Beberapa informasi yang beredar pun dipastikan hoaks.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, dalam jumpa pers pada Jumat malam, mengingatkan masyarakat untuk tak mudah percaya terhadap berbagai informasi yang beredar pasca bencana.
Pastikan menyerap informasi yang dibagikan BMKG dan lembaga berwenang melalui sejumlah kanal resminya baik di media sosial maupun situs web.
Pasca-gempa Banten, berikut 3 informasi yang beredar dan dikonfirmasi sebagai informasi bohong alias hoaks:
1. RSUD Sumedang retak-retak
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa RSUD Sumedang mengalami keretakan di lantai 4, 5, 6, dan 7.
Dalam pesan itu, disebutkan pula pasien dari lantai 7 dievakuasi ke lantai dasar.
Informasi ini beredar melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Jumat (2/8/2019) malam.
Koordinator Keamanan RSUD Haryadi membenarkan bahwa pasien dari lantai 7 dievakuasi ke lantai dasar.
Akan tetapi, evakuasi dilakukan bukan karena gedung mengalami keretakan.
Haryadi menegaskan, isu yang menyebut lantai 4, 5, 6, dan 7 retak-retak merupakan hoaks.
Baca juga: Hoaks Gedung RSUD Sumedang Retak-retak Pasca-Gempa Banten, Ini Kejadian Sebenarnya
2. Hoaks akumulasi energi Sunda Megathrust
Informasi hoaks lainnya berupa teks yang menyebutkan seolah berasal dari geolog ITB.
Dalam pesan itu, disebutkan bahwa aktifnya Gunung Tangkuban Parahu dan jarak antar gempa yang semakin singkat merupakan indikasi akumulasi energi Sunda Megathrust hampir kritis.