Setelah itu, dilanjutkan dengan analisa sensor gempa yang jauh dari pusat.
“Kami punya 270 lebih sensor gempa. Kalau di waktu tersebut belum semua sensor selesai digarap. Itu baru yang dekat-dekat pusat gempa. Sehingga magnitudonya besar-besar dan dirata-rata. Rata-rata yang didapat jumlahnya besar. Setelah lebih dari 9 menit, ada lebih 50 sensor yang dikerjakan. Baru kemudian keluarlah 6,9," papar Daryono.
Baca juga: Ahli Waris Korban Meninggal Gempa Banten Dapat Santunan Rp 15 Juta
BMKG, lanjut dia, menjalankan SOP yang ada dan berupaya memberikan yang terbaik kepada masyarakat.
Akan tetapi ia mengatakan, hal ini kerap kali menjadikan BMKG mendapatkan beragam komentar.
“Kami telanjur mengeluarkan info cepat. Tapi kemudian info itu kami update. Kami itu sebetulnya ingin melakukan SOP supaya masyarakat bisa segera mendapatkan info. Tapi, dampaknya kita kerap di-bully,” kata Daryono.
Pada gempa Banten, pantauan BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, Denpasar, II MMI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.