Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta PLN dan Swasta Lirik Investasi Pembangkit Listrik Energi Terbarukan

Kompas.com - 31/07/2019, 17:59 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta PT PLN dan swasta melirik investasi pembangunan pembangkit listrik dari energi terbarukan.

Wapres mengatakan, Indonesia sangat membutuhkan listrik yang bersumber dari energi terbarukan.

Sebab, saat ini harga bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik terus merangkak naik.

Selain itu, ketersediaan bahan bakar fosil sangat bergantung pada geopolitik internasional sehingga sewaktu-waktu bisa terjadi kelangkaan.

"Karena itulah maka kebijakan energi terbarukan ini menjadi penting. Supaya ada suatu energy security. Kenapa renewable energy menjadi energy security? Karena dia tidak tergantung kepada bahan bakar yang diimpor, atau yang disediakan. Dia berdiri sendiri," ujar Kalla dalam seminar Geopolitik Transformasi Energi di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Baca juga: Konversi ke Bus Listrik Perlu Diikuti Konversi Pembangkit ke Energi Terbarukan

Kalla mengatakan, Indonesia memiliki banyak sumber energi terbarukan yang bisa digunakan untuk pembangkit listrik, seperti geothermal, angin, surya, dan air.

Ia menyadari bahwa biaya pembangunan pembangkit listrik yang bersumber energi terbarukan masih tinggi.

Namun, Kalla mengatakan, sedianya biaya operasional pembangkit tersebut lebih rendah daripada pembangkit listrik yang bersumber dari bahan bakar fosil.

Kalla juga menyampaikan, investasi pembangunan pembangkit listrik bersumber energi terbarukan juga sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Baca juga: Kerja Sama dengan KOMIPO Korea, ITB Buat Lab Energi Terbarukan

 

Menurut dia, pemerintah menargetkan penggunaan energi terbarukan sebagai sumber listrik sebesar 25 persen dari pemenuhan kebutuhan nasional pada tahun 2025.

"Maka PLN kalau berpikir clear bisnis maka dia bikin PLTU. Kalau berpikir jernih kepada biaya keseluruhan nasional maka pasti mendorong upaya pemerintah untuk mencapai 25 persen (pemenuhan kebutuhan listrik dari energi terbarukan) tahun 2025," ujar Kalla.

"Jadi memang geothermal lebih mahal, tetapi biaya lingkungannya nol. Kalau fosil biaya lingkungannya mahal. Perlu dihitung. Tadi Ibu (Marie Elka Pangestu) memperlihatkan grafik, bahwa kalau dihitung biaya lingkungan, maka yang paling mahal itu PLTU," papar Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Nasional
Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Nasional
Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com