JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid memprediksi bahwa partainya akan tetap menjadi oposisi.
Artinya PKS tidak akan memutuskan untuk bergabung dengan koalisi parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Menurut Hidayat, konstituen di akar rumput menginginkan PKS tetap menjadi oposisi sesuai keputusan Dewan Majelis Syuro pada 2015 lalu.
"Perkiraan saya sikap tidak akan berubah, sekalipun akan diputuskan oleh majelis syuro yang baru. Karena berkali-kali presiden partai sudah bertemu dengan PKS di seluruh Indonesia dan kalau beliau bertanya konstituen PKS mengingingkan konsisten dengan sikap yang telah diambil, yakni oposisi," ujar Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Baca juga: Ketua DPP Yakin PKS Tak Sendirian di Luar Pemerintahan
Hidayat pun menegaskan bahwa jangan sampai posisi oposisi dianggap sebagai musuh pemerintah.
Ia mengatakan, pada dasarnya konstitusi memberikan ruang bagi keberadaan oposisi.
Selain itu, parpol yang menjadi oposisi juga dapat berperan dalam menjalankan fungsi pengawasan atau check and balance.
"Dulu juga PDI-P di luar kabinet dan biasa saja. PKS di luar kabinet juga enggak perlu dicurigai," kata Hidayat.
Baca juga: Ketua DPP PKS: Rekonsiliasi Tak Akan Selesai dengan Pertemuan-pertemuan
Pasca-pembubaran koalisi parpol pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019, PKS belum menentukan sikap politiknya untuk lima tahun ke depan.
Sikap resmi partai nantinya akan diputuskan dalam musyawarah Dewan Majelis Syuro PKS yang diketuai oleh Salim Segaf Al-Jufri.