PERTEMUAN-pertemuan politik yang terjadi selama beberapa hari pada pekan lalu sungguh menarik untuk dicermati, berlangsung intens dan menyiratkan pesan-pesan terselubung.
Pertemuan pertama yang “mengejutkan” adalah yang berlangsung di markas Partai Nasdem di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2019. Empat partai koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf yang bertemu adalah Nasdem, Golkar, PKB, dan PPP.
Disebut “mengejutkan” karena pertemuan itu berlangsung tanpa kehadiran PDI-P, poros utama koalisi.
Baca juga: PDI-P Tak Ikut Pertemuan di Kantor Nasdem, Ini Penjelasan Surya Paloh
Dua hari kemudian, Rabu (24/7/2019), berlangsung pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Tak disangka, pada saat yang hampir bersamaan, lagi-lagi, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dalam pertemuan dengan Anies, Surya memberi pernyataan dukungan kepada Anies sebagai capres 2024.
Mesti diingat, Surya adalah inisiator pertemuan empat partai politik koalisi minus PDI-P. Anies adalah rival Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang didukung Nasdem dan PDI-P pada Pilkada 2017. Boleh dibilang, kali ini Surya bertemu dengan bekas rivalnya sendiri.
Pilkada DKI Jakarta 2017 kerap kali disebut sebagai peristiwa yang menguatkan polarisasi kelompok yang diistilahkan sebagai kelompok agama dan nasionalis oleh sebagian kalangan. Polarisasi itu terasa hingga di Pilpres 2019.
Tak dipungkiri, Partai Nasdem memainkan peran sebagai poros pertemuan-pertemuan politik itu.
Sulit untuk menafikan, ada pesan yang hendak disampaikan Partai Nasdem kepada PDI-P dan Gerindra.
Jauh-jauh hari, sebelum Jokowi bertemu Prabowo di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Partai Nasdem sudah mengingatkan bahwa koalisi Jokowi-Ma'ruf tak lagi memerlukan tambahan anggota partai koalisi baru. Hal ini dikuatkan pada pertemuan 4 partai politik lalu.
"Empat ketua umum itu sampai pada satu titik pandangan dan pendapat yang sama. Pertama bahwa koalisi KIK itu sudah solid, sehat, dan kuat sehingga harus dijaga dan dipertahankan. Kami tidak membicarakan sama sekali terkait isu terkini yang beredar yakni kami belum berpikir sekalipun untuk mengembangkan atau melebarkan koalisi,” kata Sekjen Partai Nasdem Johnny Gerald Plate sehari setelah pertemuan Ketua Umum dan Sekjen 4 partai politik minus PDI-P.
Masuknya Partai Gerindra memang membuat partai Koalisi Jokowi-Ma'ruf terganggu. Mereka mengorbankan banyak hal dalam Pilpres yang baru saja berlalu. Wajar, jika mereka tak ingin koalisi dimasuki oleh anggota baru.
Lantas, substansi penolakan partai koalisi atas kemungkinan masuknya Gerindra apa sih?
Ada sejumlah dugaan yang berkembang. Sumber dari program AIMAN yang tayang pada Senin (29/7/2019) pukul 20.00 di KompasTV menyebutkan, ada sejumlah hal yang menjadi pangkal soalnya.
Pertama, soal kursi Kabinet khususnya Jaksa Agung yang hendak dipertahankan Partai Nasdem.