Adanya mediatisasi Islam melalui media sosial tampak dihadapi gagap oleh Muhammadiyah, belakangan baru disadari dan sedang mengejar ketertinggalannya.
Pada saat transformasi Trisakti Muhammadiyah ke depan dapat dilakukan secara cepat dan tepat maka akan mengikis kekhawatiran berubahnya pola keagamaan umat Islam Indonesia yang lebih dominan warna Islam politiknya, ketimbang value Islam yang mewarnai politik Indonesia.
Jebakan identitas Islam politik itu dapat diminimalisir manakala Muhammadiyah dan juga ormas Islam lainnya seperti Nahdlatul Ulama (NU) yang telah berdiri sebelum kemerdekaan Indonesia pro aktif dalam gerakan pendidikan, kesehatan, kemandirian ekonomi.
Tentu dengan menambahkan bidang-bidang mutakhir teknologi komunikasi informasi, industri 4.0, dengan segenap kompleksitasnya di tengah tarikan-tarikan politik yang sering kali menggoda libido kekuasaan.
Politik adalah rutinitas bangsa yang tidak perlu menghalangi hikmatnya Muhammadiyah melakukan transformasi Trisakti dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi serta bidang-bidang baru secara cepat.
Di situlah keunggulan Muhammadiyah, melakukan transformasi keumatan menuju transformasi kebangsaan dan akhirnya transformasi universal.
Tidak lagi bicara soal kuantitas jamaah lagi, namun lebih pada kualitas konten dan dampaknya bagi bangsa dengan fokusnya yang sudah teruji.
Wallahu’alam bisshawab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.