Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Membaca Hambatan Puan Maharani Menjadi Ketua DPR

Kompas.com - 27/07/2019, 06:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tahun 1999 bisa kurang sakit hati karena kemudian mendapat kursi wakil presiden dan selanjutnya kursi presiden.

Tahun 2014, oleh Bambang Soesatyo yang kini menjadi ketua DPR, tahun 2014 itu disebut sebagai tahun salam gigit jari dan ini adalah kelanjutan dari salam dua jari.

Setelah Partai Golkar masuk dalam koalisi pemerintah, pada tahun 2018 lalu, dihasilkan UUD MD3 yang menetapkan pemenang Pemilu 2019 otomatis ketua DPR.

Dalam Undang-undng nomor 2 Tahun 2018 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 17 Tahun 2014, tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3), pemenang pemilu berhak atas kursi ketua DPR.

“Saat ini hak PDI Perjuangan, “ kata Ketua DPR Bambang Soesatyo beberapa waktu lalu.

Hari Jumat, 26 Juli 2019, saya tanya kepada Bambang Soesatyo (Bamsoet) hanya memberi teks pidatonya, bagaimana kalau Puan jadi ketua DPR.

Bamsoet tidak menjawab dan sebagai gantinya hanya memberi saya teks pidatonya untuk rapat paripuna DPR penutupan masa sidang ke- V tahun sidang 2018- 2019 di kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (25/7/2019) yang berjudul “Menanti Kabinet Baru”.

Saya tanya lagi bila Puan jadi ketua DPR, Bamsoet mengatakan akan menjawab ini dengan pantun. Tapi pantun itu tidak kunjung dibuat dan datang pada saya.

Kawah Candradimuka

Beberapa hari lalu Wakil Ketua DPR Utut Adianto yang juga sebagai wakil Sekjen PDI Perjuangan mengatakan akan mengusulkan Puan jadi ketua DPR.

Dalam pembicaraan santai dengannya di kantor PDI Perjuangan Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, hari Rabu (24/7/2019), Utut saya tanya tentang hal ini.

“Saya secara pribadi ingin Mbak Puan dalam percaturan dunia politik lebih masuk ke kawah candradimuka, yaitu di kursi kedua DPR,” ujar grandmaster catur Indonesia itu dengan gaya jenaka.

Saya tanya saya lagi bagaimana reaksi Puan setelah pernyataannya itu, Utut dengan ringan dan santai mengatakan, ”Saya tidak tahu.”

Tapi, katanya lagi, ia ingin Puan semakin berkiprah secara signifikan dalam dunia politik di Indonesia .”Ini kan perlu kawah candradimuka,” ujarnya.

Tapi, tokoh PDI Perjuangan lainnya yang tidak enak untuk disebut namanya mengatakan, ada keengganan di kalangan partai besar ini, karena setelah Pemilu ini diduga serangan pers terhadap DPR akan keras.

Pers, kata fungsionaris itu, melihat banyak anggota DPR saat ini yang terpilih berkat politik uang.

Mereka, katanya, akan mudah terperosok dalam usaha mencari kembali uang yang “dibayarkan” untuk terpilihnya mereka jadi anggota DPR.

Tapi, keadaan itu seperti yang dikatakan oleh Utut adalah kawah candradimuka.

Bisa membuat yang duduk di kawah itu bisa kuat sekali atau jatuh.

Tapi melewati kawah itu dengan selamat akan menjadi tokoh yang bisa terbang melayang seperti Gatotkaca, tokoh perwayangan Jawa.

Pendiiri lembaga Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang dalam diskusi mengatakan, sebaiknya Puan menjadi ketua DPR, karena selain suara pemilihnya terbanyak, dia bisa menjadi jembatan yang baik antara kaum melenial dan tokoh-tokoh tua di DPR.

“Soal serangan pers kepada DPR sebagai lembaga korup kan bisa diatasi dengan toknologi yang membuat kerja DPR dan para ketuanya lebih mudah dilihat masyarakat atau transparan,” kata pengritik keras DPR yang pernah jadi ketua Parlemen Watch yang dia dirikan itu.

Di dalam PDI Perjuangan tidak seperti di dalam Partai Golkar.

Seperti yang sering dikatakan Puan sendiri bila bicara soal kesempatan jadi Ketua DPR ini, “Semua tergantung pada Ibu Ketua Umum”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com