JAKARTA, KOMPAS.com - Nama dua putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep digadang-gadang masuk bursa pemilihan Wali Kota Surakarta untuk periode 2020-2025.
Nama keduanya muncul dalam sebuah survei yang dilakukan Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta.
Lantas, mungkinkah keduanya terjun ke dunia politik mengingat keseharian mereka sangat jauh dari aktivitas politik?
Keduanya sama-sama pengusaha yang juga tak pernah menyinggung soal politik si dunia maya.
Baca juga: Nama Gibran-Kaesang di Bursa Kepala Daerah dan Restu dari Jokowi...
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya berpendapat, kecil sekali kemungkinan Gibran dan Kaesang menjadi politikus atau memegang jabatan kepala daerah.
"Gibran dan Kaesang setahu saya tidak kepikiran dan tertarik masuk politik, paling tidak untuk sekarang," ujar Yunarto kepada Kompas.com, Jumat (26/7/219).
Menurut Yunarto, kemungkinan lembaga penelitian tersebut hanya memasukkan nama Kaesang dan Gibran dalam survei.
Pemilih keduanya menjadi tinggi karena popularitas mereka sebagai anak presiden. Sementara itu, dari segi akseptabilitas dan elektabilitas, keduanya tertinggal dibandingkan nama lainnya.
"Jadi tidak pernah masuk bursa itu sebenarnya," kata Yunarto.
Pendiri lembaga Kedai Kopi Hendri Satrio mengatakan, masih terbuka kemungkinan Gibran dan Kaesang masuk politik.
Dari segi penerimaan masyarakat, keduanya dianggap cukup dipandang. Bukan hanya karena anak presiden, melainkan juga karena keduanya pengusaha yang sukses pada usia muda.
Menurut dia, dinasti politik di Indonesia masih kental karena budaya ketimuran yang biasanya jika ayahnya dihormati, anak-anaknya pun dihormati.
"Misalnya, Bung Karno (Presiden RI Pertama Soekarno). Kita menghormati Bung Karno, kita juga menghormati anak-anaknya, bahkan kita menghormati cucunya," kata Hendri.
Baca juga: Cerita Gibran Rakabuming Populerkan Minuman Tradisional Lewat Produk Goola
Namun, lanjut dia, kembali lagi kepada pribadi Gibran dan Kaesang. Jika ada minat ke arah sana, maka wacana ini akan berlanjut. Jika tidak, jalan yang mereka pilih yakni murni berbisnis.
Hendri mengambil contoh anak-anak Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dua anaknya menjadi politikus, sedangkan anak sulungnya memilih menjadi pebisnis.