Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Politik Megawati, Janji Cut Nyak untuk Rakyat Aceh

Kompas.com - 26/07/2019, 15:59 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

Darah menetes di Aceh

Konflik bersenjata di Aceh memiliki cerita yang amat panjang dan seolah tanpa kesudahan. Kekerasan dan kisah-kisah kematian di sana akibat konflik menjadi cerita biasa yang amat memprihatinkan.

Puluhan tahun pemerintahan Soeharto tak juga mampu memadamkan bara konflik Aceh. Berdasarkan laporan Amnesty ernational pada 1993, Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang sudah tumbuh sejak pertengahan 1970-an.

Soeharto mengatasinya dengan tangan besi. Status Daerah Operasi Militer (DOM) ditetapkan di Aceh sepanjang 1990-1998, tapi tak kunjung berkesudahan, malah menimbulkan dendam karena praktik kekerasan yang dilakukan para tentara Indonesia.

Rakyat Aceh hidup dalam tekanan. Mereka menjadi musuh GAM jika diketahui bersekutu dengan TNI. Sebaliknya, ia menjadi musuh TNI jika diketahui mendukung kemerdekaan Aceh.

Demi tak meneteskan darah di bumi Serambi Mekah, Megawati mengupayakan jalur perundingan damai. Komandan perundingan damai antara pemerintah Indonesia dan GAM adalah Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono.

Kemajuan jalur damai berhasil dicapai. Pada 9 Desember 2002 Pemerintah Indonesia dan pihak GAM menandatangani kesepakatan penghentian permusuhan (The Cessation of Hostilities Agreement/COHA) di Geneva, Swiss, 9 Desember 2002.

Perundingan lanjutan berlangsung di Tokyo pada Maret 2003. Pemerintah meminta GAM menerima tiga opsi yaitu kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menerima otonomi khusus, dan meletakkan senjata.

Jika GAM menolak tiga tawaran itu, Megawati telah bersiap mengambil kebijakan yang lebih keras: operasi militer.

Perundingan buntu. GAM menolak tawaran yang diajukan pemerintah Indonesia.

Senin, 19 Mei 2003, pukul 00.05, Sekretaris Militer Mayjen TB Hasanudin membacakan Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2003 tentang pernyataan Bahaya dengan Tingkatan Keadaan Darurat Militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Keppres ini menjadi payung hukum bagi berlakunya operasi militer di Aceh. Darah pun menetes. Cut Nyak berada pada posisi sulit untuk menahan darah tidak tertumpah di Tanah Nanggroe.

Konflik bersenjata terus berlanjut sampai Megawati meletakkan jabatannya dan digantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 20 Oktober 2004.

Amnesty International mencatat, selama masa operasi militer di era Mega, sejak Mei 2003 tercatat 2.879 anggota GAM tewas. Sementara, sepanjang Mei 2003 hingga Februari 2004, 147 warga sipil menjadi korban.

Gejolak Aceh baru berhenti di era pemerintahan Presiden SBY. Pasukan GAM yang bersembunyi di hutan-hutan memang sulit ditaklukkan. Namun, Jusuf Kalla yang kala itu merupakan wakil presiden berhasil menaklukkan para pimpinan GAM di atas meja perundingan.

Kalla berhasil mengajak para tokoh kunci Gerakan Aceh Merdeka (GAM) duduk bersama di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005 dan menyepakati berakhirnya gejolak politik berdarah dalam sebuah perjanjian damai.

Perang pun berakhir di Tanah Rencong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com