Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bangun Pabrik Mobil di Jabar, Bos Hyundai Minta Insentif Pajak ke Jokowi

Kompas.com - 25/07/2019, 14:02 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Hyundai Motors Group menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Perusahaan otomotif yang bermarkas di Seoul, Korea Selatan itu meminta insentif ke Jokowi dalam rangka pembangunan pabrik mobil di kawasan industri Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Subang, Jawa Barat, pada 2021 mendatang. 

Saat menerima tamunya, Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.

Baca juga: Kalla: Industri Otomotif Kita Ketinggalan dengan Thailand

Sementara, jajaran pimpinan Hyundai yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Direktur Utama Hyundai Young Woon Kong, Executive Vice Chairman Hyundai Euisun Chung, Executive Vice President Hyundai Hong-Jae Park, dan Senior Vice President Youngtack Lee.

Airlangga mengatakan pimpinan Hyundai bertemu Jokowi untuk membicarakan kelanjutan komitmen investasi terkait membangun pabrik mobil pada 2021.

Pabrik itu rencananya memproduksi mobil dengan berbagai skema teknologi mulai dari electrical vehicle, fuel shell vehicle, autonomous vehicle, hingga flying vehicle. Perusahaan saat ini sudah melakukan survei kawasan.

"Presiden pun positif menanggapi ini karena industri otomotif akan menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia ke depan. Salah satunya dengan mobil listrik," ungkap Airlangga usai pertemuan.

Airlangga mengatakan pabrikan mobil itu meminta agar pemerintah bisa memberikan insentif fiskal berupa libur pajak (tax holiday) karena bisnis mereka yang berorientasi ekspor.

Rencananya, bila berhasil membangun pabrik mobil di Tanah Air, perusahaan akan mengeskpor sekitar 40 persen hasil produksinya. Sementara, 60 persen sisanya akan dipasarkan di dalam negeri. 

"Jadi investasi sedang dalam studi, mereka sedang mlakukan survei drpada kawasan dan permintaan terkait dengan fiskal insentif. Fiskalnya tentang tax holiday sedang bicara," kata Airlangga.

Baca juga: Jago Kandang, Industri Otomotif Indonesia Masih Kalah dari Thailand

Selain itu, sambung ia, perusahaan juga meminta agar bisa memperoleh dukungan izin impor bahan baku dari beberapa negara.

Persoalan izin impor ini sengaja dinegosiasikan dengan pemerintah agar bisa memanfaatkan hubungan bilateral dan multilateral yang sudah dibangun pemerintah Indonesia. 

"Karena kami sudah punya perjanjian perdagangan dengan ASEAN-Korea, ASEAN-China, India juga dalam penjajakan," ujar Ketua Umum Partai Golkar ini. 

Kompas TV Pelemahan nilai tukar rupiah mulai dicermati para pelaku industri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com