PPP, misalnya, bisa jadi sejak awal mendukung Jokowi, mereka berani menanggung risiko kehilangan pemilih di wilayah yang menjadi basis Prabowo seperti Jawa Barat dan Sumatera Barat.
Namun, tiba-tiba PDI-P dianggap melakukan manuver politik yang bisa membahayakan posisi mereka sebagai parpol pendukung yang lebih berpeluang besar mendapatkan posisi di pemerintahan.
"Karena mereka yang lebih awal mendukung, terima segala risiko mulai dari kampanye, tentu harusnya mereka lebih punya banyak kesempatan diajak bicara bagaimana kabinet ke depan," kata Arya.
Baca juga: Manuver 4 Ketum Parpol Jokowi-Maruf di Tengah Isu Tambahan Koalisi...
Ditambah lagi dengan pertemuan Megawati dan Prabowo yang semakian mempertegas bahwa pintu masih terbuka bagi partai yang saat ini beroposisi.
Arya menilai, seolah ada dua blok di internal koalisi Jokowi, yakni parpol pendukung yang sudah lama berdiri di barisan mereka, dan blok PDI-P dengan Gerindra.
Menurut Arya, hal ini akan tidak menguntuntungkan bagi Jokowi karena akan kesulitan bernegosiasi dengan dua blok yang sama-sama punya keinginan berbeda.
"Potensi retak terbuka kalau memang Jokowi atau PDI-P bersikeras membuka opsi itu. Tapi kalau partai koalisi sampai berbalik arah, itu kemungkinannya sih kecil," kata Arya.
"Kalaupun ada opsi itu, mereka mungkin hanya gertak saja," tuturnya.
Penjelasan Megawati
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah menjelaskan perihal ketidakhadiran partainya dalam pertemuan empat ketum parpol.
Menurut Megawati, dia tak bisa hadir karena sedang menyiapkan kongres PDI-P yang akan berlangsung 8-11 Agustus 2019 di Bali.
"Sebelum saya bertemu Pak Bowo (Prabowo), ada pertemuan di tempatnya Pak Surya Paloh saya ditanya, kenapa ibu enggak ada, wakil dari PDI-P," ujar Megawati.
"Saya memang sedang di luar negeri atau di luar daerah karena kami memang sekarang sedang menggadapi yang namanya rapat kerja daerah untuk penyelenggaraan kongres 8-11 agustus," kata Presiden kelima RI itu.
Baca juga: Tak Hadir di Pertemuan Ketum 4 Parpol Koalisi Jokowi, Ini Penjelasan Megawati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.