Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Makna Nasi Goreng Racikan Megawati untuk Prabowo...

Kompas.com - 25/07/2019, 09:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nasi goreng menjadi menu primadona dalam pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Rabu (24/7/2019).

Saat menjamu Prabowo di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Megawati tahu betul bagaimana menyenangkan hati Prabowo dan menjamunya dengan makanan favorit.

Diketahui, salah satu makanan kesukaan Prabowo adalah nasi goreng. Dalam beberapa pertemuan penting Prabowo bersama tokoh politik lain, seperti Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo, nasi goreng selalu dihidangkan.

Bahkan, Megawati pernah mengungkap kegemaran Prabowo menyantap nasi goreng yang dimasak olehnya.

"Ada salah satu orang yang dekat dengan Pak Prabowo bilang ke saya, 'Pak Prabowo suka tanyakan lho, Bu, kapan mau bikin nasi goreng?'. Karena nasi goreng saya top, lho," kata Megawati pada 7 Januari 2019.

Baca juga: Cerita Megawati Masak Nasi Goreng untuk Gus Dur dan Prabowo...

Megawati dan Prabowo bertemu didampingi Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Kepala BIN Budi Gunawan, Puan Maharani, dan Seskab Pramono AnungDokumentasi PDI-P Megawati dan Prabowo bertemu didampingi Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Kepala BIN Budi Gunawan, Puan Maharani, dan Seskab Pramono Anung
Makna tersembunyi?

"Luar biasa, saya sampai nambah, tapi Beliau (Megawati) ingatkan saya untuk diet," ujar Prabowo.

Lantas, apa makna yang tersembunyi di balik diplomasi nasi goreng tersebut? Mungkinkah menandakan cairnya koalisi pasca-pertemuan Jokowi dan Prabowo?

Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk mengatakan, politik memiliki simbol-simbol unik yang kadang tersirat dan tersurat. Diplomasi politik merupakan hal lumrah yang dilakukan untuk saling menyenangkan pihak lain.

"Orang saling bertukar simbol dan kadang suatu maksud tidak harus disampaikan secara eksplisit. Kadang ada kode yang harus dipahami kawan maupun lawan. Salah satunya diplomasi nasi goreng ini," kata Hamdi kepada Kompas.com, Rabu malam.

Baca juga: Politik Nasi Goreng Megawati Saat Bertemu Prabowo...

Di dalam dunia politik, kata Hamdi, tak ada lawan maupun kawan abadi. Saking cairnya politik, bisa tampak bersitegang di permukaan, sementara di belakang layar saling berangkulan.

Pesan tersebut, kata Hamdi, yang mungkin ingin disampaikan para politikus tersebut. Begitu Pemilu 2019 usai dan sudah diputuskan presiden-wakil presiden terpilih, maka tak ada lagi permusuhan.

Pasca-Pilpres, kata Hamdi, tokoh-tokoh politik mulai menjajaki satu sama lain. Maka terjadilah pertemuan Prabowo dengan Megawati yang sebelumnya pernah berpasangan dalam Pilpres 2009.

"Yang namanya penjajakan, pasti ada diplomasi, saling berkirim simbol. Termasuk kode Prabowo yang mengaku kangen dengan masakan Megawati," kata Hamdi.

Pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo SubiantoDOKUMENTASI PDI-P Pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto
Buka kemungkinan koalisi

Sebelum memasuki periode kedua pemerintahan Jokowi, masih terbuka luas kesempatan bongkar pasang koalisi.

Hingga saat ini, Partai Gerindra masih kokoh di barisan oposisi. Namun, kata Hamdi, tak menutup kemungkinan partai tersebut akan merapat ke pemerintah.

Sebab, Prabowo pernah menyatakan bahwa pihaknya akan siap membantu jika dibutuhkan pemerintah.

Dengan adanya pertemuan tersebut, lanjut Hamdi, bukan tidak mungkin ada pembahasan yang menyerempet ke arah tersebut.

"Saya kira, ini bisa berarti Megawati membuka pintu untuk mengajak Prabowo berkoalisi. Atau sebaliknya, entah Prabowo sendiri yang mencoba mencari konstelasi baru setelah urusan MK selesai," kata Hamdi.

Masih banyak posisi politik yang bisa dirundingkan dalam diplomasi tersebut. Tak hanya posisi menteri, tapi juga kepala kelembagaan negara seperti MPR.

"Setelah ini aktor politik akan mencari kemungkinan baru. Kalau kemungkinan buat koalisi, kenapa enggak. Lazim saja orang melakukan deal-deal, kita dapat apa, untungnya apa," kata dia.

Baca juga: Sekjen Nasdem: Pertemuan Prabowo dan Megawati Itu Kenangan Lama Bersemi Kembali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Nasional
Jokowi Beri Isyarat Perpanjang Masa Jabatan Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif

Jokowi Beri Isyarat Perpanjang Masa Jabatan Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif

Nasional
Jokowi Janji Bakal Bangun Asrama dan Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas

Jokowi Janji Bakal Bangun Asrama dan Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas

Nasional
Prabowo-Gibran Bersiap Kembangkan Koalisi Pasca-putusan MK

Prabowo-Gibran Bersiap Kembangkan Koalisi Pasca-putusan MK

Nasional
Dirut Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024

Dirut Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024

Nasional
KPK Nyatakan Siap Hadapi Gugatan Gus Muhdlor

KPK Nyatakan Siap Hadapi Gugatan Gus Muhdlor

Nasional
“Dissenting Opinion”, Hakim MK Arief Hidayat Usul Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

“Dissenting Opinion”, Hakim MK Arief Hidayat Usul Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Jokowi Resmikan 147 Bangunan Pascagempa dan 3 Ruas Jalan Daerah di Sulbar

Jokowi Resmikan 147 Bangunan Pascagempa dan 3 Ruas Jalan Daerah di Sulbar

Nasional
Pertemuan Megawati-Prabowo, PDI-P: Yang Sifatnya Formal Kenegaraan Tunggu Rakernas

Pertemuan Megawati-Prabowo, PDI-P: Yang Sifatnya Formal Kenegaraan Tunggu Rakernas

Nasional
Prabowo Akan Bertemu Tim Hukumnya Hari Ini, Bahas Putusan MK

Prabowo Akan Bertemu Tim Hukumnya Hari Ini, Bahas Putusan MK

Nasional
Jokowi Bakal Siapkan Proses Transisi Pemerintahan Baru Usai Putusan MK

Jokowi Bakal Siapkan Proses Transisi Pemerintahan Baru Usai Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com