Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Harlah PKB, Jusuf Kalla Singgung Parpol Pengaruhi Penguasa

Kompas.com - 24/07/2019, 08:56 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, peran partai politik sangat penting dalam sebuah negara demokrasi. Di era reformasi saat ini, partai-partai politik di Indonesia memegang peranan penting.

Kalla mengatakan, ketika era Orde Baru, partai politik hanya mengikuti apa yang diinginkan pemerintah. Di era reformasi, hal itu berbalik. Partai politik lah yang justru bisa mempengaruhi pemerintah.

"Kalau sebelumnya zaman Orde Baru lain lagi. Terserah Pak Harto apa maunya, partai ikut saja. Ada perjuangan tentu, tapi tidak bisa lebih dari apa yang diinginkan penguasa. Sekarang terbalik, partailah yang membuat penguasa," ujar Kalla dalam acara Harlah PKB ke-21 di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (23/7/2019) malam.

Baca juga: Wasekjen PKB Yakin Presiden Jokowi Keberatan atas Usul Amien Rais Soal Bagi-bagi Kursi

Namun bagi Kalla, kondisi itu bukanlah hal melulu negatif. Oleh sebab itu, ia pun meminta partai-partai politik memanfaatkan era reformasi untuk berjuang membela kepentingan masyarakat. Sebab, partai politik memiliki kesempatan terbuka untuk melakukan hal itu.

Kalla melanjutkan, keadaan partai politik saat ini juga berbeda jauh dengan kondisi partai politik di era demokrasi liberal pada saat Orde Lama. Kala itu, partai berupaya saling menjatuhkan kabinet yang terbentuk melalui sistem pemerintahan parlementer.

Di era reformasi, tidak demikian. Kalla mengatakan, partai-partai politik justru diberi kesempatan selama lima tahun sekali untuk memperebutkan posisinya di kabinet.

"Partai tahun 1950-an, karena zaman itu ialah demokrasi liberal, tujuannya menjatuhkan satu sama lain. Karena itu dalam waktu tujuh tahun, enam kabinet dibentuk karena partai-partai itu koalisi tentu naik partai lain bagaimana pemerintah jatuh," kata Kalla.

"Kalau sekarang tentu berbeda, kita lima tahun nanti lima tahun diganti tahu pemenangnya," lanjut dia.

 

Kompas TV Polisi dari Polda Riau menggerebek rumah bandar narkoba di Pekanbaru, Riau. Dari rekaman amatir warga, terlihat polisi terlibat baku tembak dengan terduga bandar narkoba di perumahan Palma Residence, Jalan Sepakat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Polisi yang datang ke lokasi mendapat perlawanan dari bandar narkoba. Tersangka malah menembaki polisi yang hendak masuk ke dalam rumah. Dua orang pelaku tewas dalam baku tembak. Keduanya diketahui buronan kasus narkoba yang telah lama menjadi incaran Polda Riau. Pelaku juga merupakan mantan polisi yang telah dipecat secara tidak hormat. Kedua jenazah pelaku langsung dibawa polisi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau untuk kepentingan otopsi. Polisi kemudian menjaga ketat lingkungan sekitar lokasi penggerebekan. Dari hasil penggerebekan, polisi menyita barang bukti berupa lima buah senjata api dan satu buah granat milik pelaku. Dalam kontak senjata, dua orang meninggal dunia akibat terkena tembakan, yakni Satriandi dan Ahmad Royani. Sementara satu pelaku berinisial RN ditangkap dalam kondisi hidup dan kini dilakukan pemeriksaan intensif. #BakuTembak #BandarNarkoba #Pekanbaru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Nasional
Imigrasi Bakal Tambah 50 'Autogate' di Bandara Ngurah Rai

Imigrasi Bakal Tambah 50 "Autogate" di Bandara Ngurah Rai

Nasional
Diminta Timnas Anies-Muhaimin Hadiri Sidang MK, Sri Mulyani Senyum dan Geleng-geleng Kepala

Diminta Timnas Anies-Muhaimin Hadiri Sidang MK, Sri Mulyani Senyum dan Geleng-geleng Kepala

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com