Menurut Amien, politikus seharusnya konsisten.
Ia mengatakan, selama tahapan pemilu sering melontarkan kritik kepada pemerintah, maka setelah gelaran ini usai dan mereka kalah, seharusnya memosisikan diri sebagai oposisi.
Mantan Ketua MPR itu, mengatakan, prinsip tersebut seharusnya juga dilakukan oleh partai politik.
Tanpa oposisi, Amien menilai, parlemen hanya akan menjadi pemberi stempel bagi kebijakan pemerintah.
Amien menilai, Presiden Joko Widodo paham bahwa pemerintahan yang baik memerlukan kontrol kuat di DPR.
"Pak Jokowi itu 'mudeng' demokrasi," ujar Amien.
Ia menilai, Presiden Jokowi menghendaki adanya oposisi sebagai penyeimbang pemerintahan.
Dia juga mendorong PAN untuk konsisten sebagai oposisi serta tidak bergabung ke koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.
Pasca-pilpres, Amien meminta masyarakat agar tidak membesar-besarkan konflik.
Menurut dia, dinamika yang terjadi merupakan kejadian biasa dan imbas demokrasi.
Baca juga: Amien Rais: Konflik Pilpres Ini Jangan Dibesar-besarkan Seolah Akan Pecah
"Masalah ini (konflik pilpres) jangan dibesar-besarkan kemudian seolah akan pecah, akan ada huru-hara. Itu jauh dari kamus Bangsa Indonesia," kata Amien.
Maksud pernyataan Amien Rais soal rekonsiliasi 55:45 adalah 45 persen kursi di pemerintahan diberikan kepada kubu Prabowo.
Penjelasan soal ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo. Dengan demikian, dukungan terhadap pemerintahan diyakini akan semakin kuat.
Selain itu, ia menilai rekonsiliasi seharusnya didasarkan atas kesamaan program atau platform mengenai kedaulatan pangan, energi, tanah, hingga air.
(KOMPAS.com/Kristian Erdianto, Rakhmat Nur Hakim, Wijaya Kusuma)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.