Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Menerka Menteri Muda Jokowi dari Tiga Tanda Ini

Kompas.com - 23/07/2019, 08:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


ADA tiga hal menarik yang terjadi sepekan terakhir ini terkait pemilihan menteri kabinet jilid kedua. Pertama, soal tarik-menarik menteri muda.

Kedua, terkait ramai- ramai parpol pendukung Presiden Terpilih Joko Widodo memajukan agenda gelaran musyawarah nasional mereka.

Ketiga soal, ujian calon menteri yang disebut Jokowi.

Seusai sidang sengketa hasil pemilu diputus Mahkamah Konstitusi, geliat politik tanah air diwarnai isu seputar kabinet baru bentukan Jokowi. Lobi-lobi politik dipertontonkan secara lugas oleh para elite.

Selain kursi parlemen, yang juga menarik untuk dibahas adalah soal kursi menteri. Yang terbaru adalah soal pernyataan Jokowi mengenai kemungkinan adanya menteri muda yang bakal mengisi kabinet.

Jokowi bahkan menyebut, usia menteri muda yang diincarnya adalah di rentang 20-30 tahun.

Megawati dan menteri muda

Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ikut nimbrung memberikan pernyataan soal menteri muda di sela-sela kegiatannya menjadi pembicara kunci pada Forum Perdamaian Dunia ke-8 di Beijing, China, Rabu (10/7/2019). Pernyataan Mega berikut ini saya kutip dari harian Kompas, Kamis (11/7/2019).

"Saya pikir bisa-bisa saja anak muda, tetapi kalau umpamanya muda, tapi tidak bisa apa-apa, mau bagaimana? Lalu, kalau usianya tua, kenapa tidak boleh? Yang penting itu punya pengalaman, orang-orang yang mumpuni di bidangnya masing-masing," kata Megawati.

Saat ditanya kembali oleh wartawan yang salah satunya adalah wartawan harian Kompas, Agnes Theodora, soal karakter apa yang dibutuhkan dari seorang menteri berusia muda, Mega menjawab, 

"Saya kira secara natural dan obyektif harus dilihat keperluannya seperti apa. Zaman Bung Karno memerintah dulu, ada loh menteri yang muda, tetapi memang pintar dan bisa menguasai isu. Menurut saya, ini kelemahan kita dewasa ini. Banyak orang yang disodorkan, tetapi tidak mengerti secara praktis tata pemerintahan. Saya berpikir, jangan-jangan kemungkinan (jadi menteri) hanya untuk mejeng saja."

"Ini hanya pikiran saya sebagai ketua umum partai. Ketum partai lain kalau ditanya, jawabannya sama. Tetapi, kalau menurut saya, kalau anak muda mau jadi menteri, maka siapkan diri dulu," tambah Mega.

Tiga pertimbangan

Pandangan ketua umum partai politik pengusung maupun pendukung Jokowi menjadi penting untuk didengar suaranya.

Peneliti Politik Senior yang juga Direktur Eksekutif Potracking Indonesia Hanta Yudha mengungkapkan, mau tidak mau, ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuan kabinet dalam sistem negara demokratis.

Pertama, teknokratik alias kemampuan sang calon menteri yang akan dinilai oleh presiden.

Ilustrasi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi.

Kedua, meski pilihan calon menteri merupakan hak prerogatif presiden, namun usulan nama yang diajukan pimpinan partai politik tetap perlu didengar.

Ketiga, suara publik atas nama-nama yang sengaja digaungkan presiden untuk melihat respons khalayak juga perlu didengar.

Lalu siapa yang paling berpeluang masuk dalam bursa menteri muda Jokowi? 

Tiga kelompok calon

Mempertimbangkan soal teknokratik, partai politik, dan suara publik, lagi - lagi ada tiga tanda yang bisa menjelaskan ini semua. Calon-calon menteri muda kemungkinan dijaring dari tiga kelompok.

Pertama adalah kaum muda yang berhasil membangun citra atas usahanya membantu perekonomian negara.

Di dalam kelompok ini ada nama co-founder Gojek dan Bukalapak, Nadiem Makarim dan Ahmad Zaki.

Nama yang juga patut disebut dalam kelompok ini adalah Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia. Ia memang sudah "berkeringat" karena menjabat Direktur Penggalangan Pemilih Muda TKN Jokowi-Ma'ruf saat kampanye lalu.

Nama Bahlil bahkan sempat disebut Jokowi saat pertemuan dengan HIPMI beberapa waktu lalu.

Ada pula Putri Tanjung, putri dari Chairul Tanjung, saudagar terkenal di Indonesia.

Kelompok kedua adalah anak pimpinan partai politik. Ada Angela Tanoeseodibjo, putri Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo; Prananda Paloh, putra Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh; Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Selain nama-nama di atas, ada juga sosok Yuri Kemal Fadhullah, putra Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra.

Sementara, Puan Maharani,  putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, diprediksi akan mengisi kursi ketua DPR. PDI-P adalah partai pemenang Pemilu 2019 yang memiliki hak atas kursi itu.

Jatah PDI-P yang seharusnya diperoleh pada Pemilu 2014 terpaksa tergusur karena perseteruan politik Koalisi Merah Putih-Koalisi Indonesia Hebat kala itu.

Kelompok ketiga adalah pimpinan parpol. Nama kalangan muda yang masuk dalam bursa ini hanya satu orang yaitu Grace Natalie, Ketua Umum PSI.

Pertanyaannya kemudian, apakah mereka masuk dalam kriteria 20-30 tahun yang disebutkan Jokowi? Sebagian masuk, namun sebagian lainnya tidak!

Jokowi bisa saja berseloroh, menteri berusia muda yang ia maksud bukan di kisaran usia 20-35 tahun. Sebab, definisi orang muda menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah seseorang dengan usia hingga 65 tahun.

Wow. Artinya, ada banyak pemuda di negeri ini. Mari membangun.

Saya Aiman Witjaksono...
Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com