Ketua Umum Partai Kebangkan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, menyambangi kantor DPP Nasdem, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2019). (KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO)
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, menuturkan, soliditas antarparpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK) terus terjaga. Ia berharap, soliditas itu tidak terpecah karena polemik terkait isu rebutan jabatan.
Hal itu disampaikan Muhaimin atau Cak Imin dalam agenda soliditas antarparpol KIK di kantor DPP Nasdem bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum PPP Soeharso Monoarfa, dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Senin (22/7/2019).
"Pertemuan antarpartai koalisi yang menyukseskan Jokowi-Ma'ruf ini mutlak dan harus terjaga dengan baik. Jangan sampai berita-berita yang muncul menyebabkan koalisi antara kita terpecah," ujar Muhaimin.
Dia menuturkan, isu yang muncul di masyarakat saat ini, seperti rebutan jabatan menteri dan Ketua MPR periode 2019-2023, seolah-olah benar terjadi di dalam koalisi KIK.
"Kita diadu seolah-olah rebutan apa, padahal enggak ada sama sekali. Enggak ada perebutan antarpartai atau koalisi. Solidaritas koalisi Jokowi lima tahun ke depan akan terus dijaga," paparnya kemudian.
Muhaimin juga meminta parpol koalisi untuk menomorduakan ego masing-masing terkait jabatan di kementerian atau lembaga pemerintah untuk periode mendatang.
Menurutnya, ego partai akan menganggu produktivitas dan kesolidan koalisi. Jika ada permasalahan dalam koalisi, lanjutnya, ia berharap dapat diselesaikan secara musyawarah.
Prinsipnya, kebersamaan dan kesolidan parpol menjadi kunci sukses pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan.
"Apapun perkembangan ke depan, kita sikapi secara musyawarah bersama-sama. Termasuk apakah koalisi dikembangkan atau tidak insya Allah sepakat bersama-sama dan diskusi," pungkasnya.
Kompas TV Pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Moda Raya Terpadu Sabtu (13/7/2019) lalu bisa mengubah peta politik koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Santer terdengar tawaran kursi menteri kepada Partai Gerindra. Seiring dengan terjadinya pertemuan yang dianggap sebagai rekonsiliasi 2 kubu di Pemilihan Presiden 2019. Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional, Amien Rais mengklarifikasi pertemuan Prabowo dengan Jokowi Sabtu (13/7/2019) lalu. Setelah dijelaskan Prabowo, Amien setuju dengan adanya pertemuan itu. Namun Amien juga mengingatkan agar koalisi yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pemilihan Presiden tidak tergiur mendapat kursi di kabinet pasca pertemuan Jokowi-Prabowo. Sebab demokrasi butuh oposisi. Untuk memberikan pengawasan kepada pemerintahan. Soal adanya oposisi didukung oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa, Jazilul Fawaid. Jazilul khawatir bila oposisi masuk, koalisi bisa tidak satu kata selama 5 tahun pemerintahan. Pernyataan ini juga bisa dimaknai soal kursi menteri buat koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf yang berkurang bila partai koalisi lawan ikut ‘’nimbrung’’ dalam kabinet. Karena bila masuk Gerindra, PKSdan PANpunya cukup daya tawar dalam kabinet. Makanya Partai Golkar senantiasa menegaskan supaya hanya koalisi Jokowi-Ma'ruf yang bisa mendapatkan kursi menteri dan dibagi secara proporsional perolehan suara DPR. Soal minta bagian kursi menteri ucapan Ketua Umum Partai Nasdem lebih memukau. Surya di hadapan Jokowi Selasa (16/7/2019) malam mengatakan bahwa hubungannya dengan Jokowi adalah karena pertemanan bukan karena kursi menteri. Macam polah para petinggi partai koalisi Jokowi-Ma'ruf memang terkesan tak ingin supaya partai pendukung Prabowo-Subianto di Pilpres 2019 dapat jatah kursi menteri dan pejabat setingkat menteri. Masuk akal, karena memang setelah bertarung dengan alot di Pilpres sebaiknya Prabowo dan partai koalisinya menjadi oposisi. Menjaga pagar demokrasi agar tetap utuh. Dengan kekuasaan eksekutif yang tetap diawasi para oposisi di Senayan. #KoalisiPemerintah #Oposisi #JokowiMaruf
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
2 Bulan Lebih Ditahan, Kapal Tanker Iran Dibebaskan Arab Saudihttps://internasional.kompas.com/read/2019/07/22/22503121/2-bulan-lebih-ditahan-kapal-tanker-iran-dibebaskan-arab-saudihttps://asset.kompas.com/crops/rDAtGFy2UE8HBx3Na8oR-1qB4Rs=/19x0:777x505/195x98/data/photo/2019/05/13/3191979353.jpg