Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Risalah Hoaks Kabinet Jokowi-Ma'ruf | Istri Dipaksa Melayani Suami | Berhentilah Nyinyir Drama Korea

Kompas.com - 21/07/2019, 17:22 WIB
Harry Rhamdhani,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

KOMPASIANA - Tiba-tiba saja pesan berantai, baik itu lewat WhatsApp atau media sosial lainnya, tentang susunan kabinet Jokowi-Ma'ruf tersebar.

Pesan tersebut hoaks, tentu saja, tapi karena berbentuk surat yag lengkap dengan kop burung garuda pada akhirnya banyak yang memercayai.

Hoaks tersebut berisikan rapat Jokowi-Ma'ruf bersama elite partai koalisi berhias susunan Kabinet Kerja II. Susunannya lengkap dan tampak seolah-olah benar adanya.

Nama tokoh politik dan profesional yang secara terang benderang ataupun samar-samar mendukung Pak Jokowi tertera di dalam risalah tersebut.

Ada dua alasan mengapa risalah tersebut, tulis Kompasianer Khrisna Pabichara, amat kentara hoaks.

"Pertama, rasa-rasanya muskil Pak Jokowi menyusun kabinet sebelum beliau dilantik. Kedua, rasa-rasanya mustahil Pak Jokowi mengumbar hak prerogatifnya dalam memilih pembantu lewat rapat secara sedemikian terbuka," lanjutnya.

Selain adanya hoaks risalah kabinet baru Jokowi-Ma'ruf, pada minggu ini Kompasiana juga diramaikan tentang topik polemik "Menu Card" yang ditulis tangan oleh Garuda Indonesia hingga kabar mengenai seorang istri yang membacok suaminya karena diminta berhubungan badan.

Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Hoaks Risalah Kabinet Baru Jokowi dan Keindonesiaan Kita

Gelombang pilpres sudah surut, tetapi badai hoaks belum juga reda. Perancang hoaks, tulis Kompasianer Khrisna Pabichara, seolah-olah tidak ada matinya.

Hoaks terbaru pasca-pilpres 2019 yakni beredarnya risalah susunan Kabinet Kerja II. Sepintas tampak sangat meyakinkan karena risalah itu dibumbui Garuda Pancasila sebagai kop.

Sebab, memahami kabar burung dengan wajah dan karakternya yang khas tentu saja perlu dilakukan secara mendalam. Karena kebenaran subjektif itu acapkali dikumandangkan atas nama keyakinan

"Kebenaran subjektif yang dibangun di atas fondasi prasangka akhirnya dipercayai secara mutlak. Jadilah taklid buta," tulis Kompasianer Khrisna Pabichara. (Baca selengkapnya)

2. Di Saat Banyak yang Menghujat Garuda Indonesia, Para "Reviewer" Juga Harus Becermin

Awalnya seorang Youtuber menggunggah 'menu card' yang ia dapatkan ketika melakukan penerbangan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com