Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Prada Usman Helembo, Korban Penembakan Separatis di Nduga, Berhasil Dievakuasi

Kompas.com - 21/07/2019, 11:26 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

WAMENA, KOMPAS.com - Jenazah Prada Usman Helembo, korban penembakan dari kelompok seperatis bersenjata (KSB) di Kabupaten Nduga, berhasil di evakuasi ke Kabupaten Mimika, Minggu (21/7/2019).

Diketahui korban yang merupakan pasukan Satgas Yonif 755/Yallet, ditembak kelompok KSB dilokasi pembangunan jembatan Yuguru-Kenyam, Distrik Yugur, Sabtu (20/72019).

Nyawa Prada Usman Helembo tak tertolong akibat luka tembak di bagian pinggangnya. Kemudian jenazah disemayamkan di Kampung Yuguru, lantaran saat hendak dievakuasi, cuaca buruk.

Baca juga: Kronologi Penembakan Satu Anggota TNI yang Gugur di Nduga

Informasi yang diterima Kompas.com, jenazah Prada Usman Helembo dievakuasi dengan menggunakan Helly Bel 412 EP/HA -5178 TNI AD yang di piloti Mayor Cpn Suwardi.

Sekitar pukul 09.37 WIT, Helly Bell 412 EP/HA-5178 TNI AD yang dipiloti oleh Mayor Cpn Suwardi, take off dari Hanggar Penerbad Bandara Mozes Kilangin Mimika menuju Camp PT PP di Kampubg Yuguru.

Lalu, sekitar pukul 11.13 WIT, Helly Bel 412 EP/HA-5178 TNI AD landing di Hanggar Penerbad Bandara Mozes Kilangin Mimika untuk selanjutnya jenazah dibawa ke rumah sakit Caritas Mimika.

"Evakuasi sudah dilakukan pagi tadi. Kini jenazah Prada Usman disemayamkan di rumah sakit Caritas Mimika, sambil dilakukan pemeriksaan," ungkap Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf M. Aidi saat ditelepon, Minggu siang.

Baca juga: Kelompok Separatis Kembali Berulah, Satu Anggota TNI Gugur di Nduga

Aidi mengatakan, rencananya jenazah Prada Usman Helembo akan diterbangkan ke Wamena, Kabupaten Nduga, untuk disemayamkan di Kodim Wamena.

"Almarhum berasal dari Kabupaten Yahukimo. Namun, kita belum tau apakah almarhum di makamkan di Yahukimo. Kita masih menunggu permintaan dari pihak keluarga. Hanya saja jenazah rencananya kita bawa ke Wamena dulu," pungkasnya.

Untuk di lokasi penembakan, kata Aidi, pihaknya tak melakukan pengejaran, melainkan melakukan konsulidasi terhadap masyarakat setempat, serta melakukan pengamanan terhadap pembangunan disana.

"Pembangunan infrastruktur akan terus dilaksanakan. Tidak akan dihentikan. Pasukan di sana akan terus mengawal agar proyek strategis pemerintah pusat itu bisa berjalan dengan baik," tegasnya.

Kompas TV Seorang anggota brimob meninggal dunia dan dua lainnya terluka setelah terlibat kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua. Para korban sedang menjaga bandara saat ditembaki kelompok kriminal bersenjata. Ketiga korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Mimika, Papua. Ipda Arif Rahman mengalami luka tembak di bahu kiri sedangkan Bharada Rafi Fitriah kurniawan ditembak di bagian punggung. Sementara Bharada Aldi meninggal dunia akibat luka tembak di bagian dada. #KelompokKriminalBersenjata #AnggotaBrimob #Nduga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com