Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkaian Cerita Kubu Prabowo di Balik Pertemuan MRT dengan Jokowi..

Kompas.com - 19/07/2019, 15:49 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan antara dua seteru dalam Pilpres 2019, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, sudah direncanakan sejak lama.

Sebelum pertemuan itu benar-benar terjadi di Stasiun MRT Lebak Bulus pada 13 Juli 2019, Prabowo mengutarakan rencana pertemuannya itu dalam rapat dengan lima sekjen parpol koalisi di kediamannya Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, 28 Juni lalu.

Hadir pula sejumlah elite parpol dan petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.

Dalam video yang diunggah Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak di akun Instagram-nya, terlihat rapat pembahasan digelar di ruang tengah kediaman Prabowo.

Duduk di sebelah kanan Prabowo tampak Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri. Di sebelah kiri Prabowo terlihat Ketua BPN Djoko Santoso dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.

Video memperlihatkan pula kehadiran Presiden PKS Sohibul Iman, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, dan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Titiek Soeharto.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tidak terlihat di situ.

Dalam rapat yang berlangsung sekitar 3,5 jam itu, Prabowo secara resmi menyatakan pembubaran Koalisi Indonesia Adil dan Makmur yang mendukungnya pada Pilpres 2019.

Baca juga: Waketum Gerindra Setuju Ada Pertemuan Lanjutan Antara Jokowi dan Prabowo

Menurut Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade, dalam rapat tersebut Prabowo juga mengutarakan rencana pertemuan dengan Presiden Joko Widodo.

Prabowo pun berjanji akan memberitahukan hasil pertemuan kepada seluruh pimpinan parpol koalisi, ulama, purnawirawan dan perwakilan simpul relawan.

"Kan saya ikut rapat. Beliau (Prabowo) bilang, 'Saya akan ketemu Pak Jokowi dan hasil pertemuan dengan Pak Jokowi akan diinfokan'," ujar Andre saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Dinamis

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto makan siang bersama di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto makan siang bersama di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama.
Sempat terjadi silang pendapat di antara peserta rapat. Mereka mempertanyakan maksud dan tujuan dari rencana pertemuan yang digagas oleh kubu Jokowi itu.

Lantas, kata Andre, Prabowo menegaskan bahwa pertemuan itu kepentingan bangsa. Prabowo merasa pertemuan dengan Jokowi harus direalisasikan.

Andre mengatakan, Prabowo ingin tahu apa yang menjadi gagasan Presiden Jokowi selama lima tahun ke depan. Selain itu, mantan Danjen Kopassus dan Panglima Kostrad itu juga ingin menyampaikan gagasan-gagasannya ke Presiden Jokowi.

"Ada yang bilang, 'Ngapain sih ketemu', Prabowo bilang ini untuk kepentingan bangsa dan kita harus terus diskusi dengan Pak Jokowi," tutur dia.

"Pak Prabowo meyakini bahwa kompetisi sudah selesai. 'Ngapain berantem terus. Kita bicara dengan Jokowi, ingin tahu apa maunya Pak Jokowi untuk bangsa ke depan, kita sampaikan gagasan-gagasan kita'," ucap Andre menirukan pernyataan saat rapat.

Baca juga: Wasekjen Gerindra: Tawaran Jadi Wapres Jokowi Saja Ditolak Prabowo...

Andre tak membantah maupun mengonfirmasi saat ditanya adanya elite parpol Partai Berkarya, PKS dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais tidak sepakat Prabowo bertemu Presiden Jokowi.

Menurut Andre, peserta yang hadir tidak menolak rencana itu setelah Prabowo menjelaskan tujuan dari pertemuan. Namun, mereka mewanti-wanti agar Prabowo tidak bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah.

"Kalau pertemuan, mereka enggak menolak ya, mereka tegaskan jangan sampai koalisi. Pertemuan kan baik, silaturahim," kata Andre.

Surat Prabowo

Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais di Kantor DPP PAN, JakartaKOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais di Kantor DPP PAN, Jakarta
Sehari sebelum pertemuan dengan Presiden Jokowi, Prabowo mengirim surat ke sejumlah pimpinan parpol dan tokoh pendukungnya, antara lain Amien Rais dan Presiden PKS Sohibul Iman,

Ternyata, surat juga dikirimkan ke tokoh-tokoh ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) dan Neno Warisman.

Amien Rais sempat membacakan surat itu di depan wartawan pada Senin (15/7/2019).

Pada intinya, melalui surat itu, Prabowo memberitahukan soal pertemuan dengan Presiden Jokowi. Bagi Prabowo, pertemuan itu untuk kepentingan yang lebih besar, yakni keutuhan bangsa.

Selain itu Prabowo juga berjanji akan menemui Amien Rais setelah pertemuannya dengan Presiden Jokowi.

"Jadi saya tadi datang dari Yogya, kemudian langsung baca surat di meja saya dari Pak Prabowo. Surat itu tertanggal 12 Juli," ujar Amien.

Baca juga: Surat Prabowo untuk Amien Rais...

Secara terpisah, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengaku dikirimi surat oleh Prabowo sebelum bertemu Presiden Jokowi.

Sohibul mengatakan, dalam surat itu Prabowo menuliskan bahwa pertemuannya dengan Jokowi untuk menjaga hubungan baik. Namun, tidak menyebutkan secara detail akan membahas apa bersama Jokowi.

"Betul, Jumat sekitar jam 23.00 WIB utusan beliau (Prabowo) antar surat ke rumah memberi tahu bahwa besok atau lusa atau lain waktu beliau akan bertemu pak Jokowi. Tujuannya menjaga hubungan baik. Tidak disebutkan agendanya secara spesifik," kata Sohibul saat dihubungi, Senin (15/7/2019).

Sohibul mengatakan, bagi PKS, pertemuan dua elite politik itu wajar terjadi. Ia enggan berkomentar lebih jauh mengenai pertemuan itu.

"Bagi kami itu pertemuan wajar antar-elite politik. Setiap partai memiliki sikapnya masing-masing. Karena itu tidak setiap langkah politik elit harus dikomentari. Entar bikin gaduh," ujar dia.

Baca juga: Presiden PKS Juga Dikirimi Surat Prabowo Sebelum Pertemuan dengan Jokowi

Pertemuan MRT

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kanan) di dalam gerbong kereta MRT di Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT bersama-sama. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.Wahyu Putro A Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kanan) di dalam gerbong kereta MRT di Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT bersama-sama. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.
Kedua rival di Pilpres 2019 itu akhirnya bertatap muka pada Sabtu, 13 Juli 2019. Presiden Jokowi dan Prabowo saling memberi hormat, bersalaman kemudian berpelukan dengan akrab saat bertemu di stasiun MRT Lebak Bulus.

Dengan adanya pertemuan ini, baik Jokowi maupun Prabowo tak ingin lagi ada polarisasi kubu 01 dan 02, juga olok-olokan cebong dan kampret di akar rumput.

"Saya harapkan pendukung melakukan hal yang sama, karena kita sebangsa tanah air," kata Jokowi.

"Tidak ada lagi namanya cebong, tidak ada lagi namanya kampret. Yang ada adalah Garuda Pancasila," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Prabowo. Ia meminta para pendukungnya untuk kembali merajut persatuan bangsa. Ia setuju untuk mengakhiri keterbelahan di masyarakat yang selama ini membuat politik semakin memanas.

"Sudahlah, enggak ada lagi cebong-cebong. Enggak ada lagi kampret-kampret. Semuanya sekarang Merah Putih," ujar Prabowo.

Baca juga: Berbagai Upaya Akhiri Cebong dan Kampret, Seruan Jokowi, Prabowo, hingga Ridwan Kamil

Pertemuan itu diakhiri dengan makan siang bersama di restoran Sate Khas Senayan, FX, Jakarta Selatan. Keduanya tampak menyantap makanan di satu meja yang sama.

Sementara di sebelah kiri Prabowo tampak Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Kepala BIN Budi Gunawan dan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir duduk berdampingan.

Sedangkan di sebelah kanan Presiden Jokowi tampak Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Politisi Partai Gerindra Edhy Prabowo dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, pertemuan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto sudah disusun dengan persiapan yang lama.

Sejumlah tokoh yang ikut makan siang bersama juga diakui Pramono menjembatani pertemuan tersebut termasuk Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Dalam senyap

Proses rekonsiliasi antara Presiden Jokowi dan Prabowo juga memiliki dampak bagi para pendukung, terutama para tokoh serta relawan yang mendukung Prabowo.

Menurut Wasekjen Gerindra Andre Rosiade, sebelum "pertemuan MRT", sekitar 200 relawan Prabowo-Sandiaga yang terjerat kasus hukum telah dilepaskan. Mereka terjerat berbagai kasus hukum yang terjadi selama masa Pilpres 2019.

Prabowo dan Partai Gerindra, kata Andre, mengupayakan pembebasan para relawan yang ditahan melalui beberapa pertemuan. Namun, Andre tidak menjelaskan secara spesifik dengan siapa pertemuan itu dilakukan.

Ia mengatakan, Prabowo telah menunjuk Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad untuk mengurus  penangguhan penahanan para pendukung.

"Sebelum bertemu, 200 relawan kami lepas, diberikan penangguhan. Dengan komunikasi dan diskusi. Pak Prabowo dan Gerindra bekerja dalam senyap dan 200 orang bebas," kata Andre.

Setelah "pertemuan MRT", proses pembebasan tokoh pendukung dan relawan Prabowo masih akan terus berlangsung.

Baca juga: Kader Belum Satu Suara Jadi Oposisi atau Pro Pemerintah, Ini Kata Sekjen Gerindra

Andre tidak mengetahui secara pasti jumlah relawan yang akan ditangguhkan penahanannya. Ia menyebut sekitar ratusan relawan tengah diupayakan pembebasannya.

Ini Termasuk pemulangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani pernah membenarkan bahwa pihaknya mengajukan pemulangan pimpinan Rizieq Shihab ke Tanah Air sebagai syarat rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019.

Muzani tak membantah saat ditanya apakah Prabowo Subianto telah mengajukan syarat tersebut ke Presiden Joko Widodo.

Tak hanya pemulangan Rizieq Shihab, Prabowo juga meminta pemerintah membebaskan sejumlah tokoh pendukung yang ditangkap karena terjerat kasus hukum.

Menurut Muzani, pertemuan antara Prabowo dan Jokowi sebagai langkah awal rekonsiliasi juga harus dilihat sebagai proses islah atau perdamaian.

Proses islah, kata Muzani, tidak dapat terjadi jika masih terdapat dendam di tengah masyarakat.

Pihak yang menjadi pemenang pada Pilpres 2019 pun diharapkan tidak merasa menjadi penguasa yang dapat bertindak apa saja.

"Insya Allah (termasuk pemulangan Rizieq Shihab), tenang saja. Dengan bertemu, silaturahim, bicara dan komunikasi, insya Allah masalah apapun bisa selesai," ucap Andre.

Baca juga: Yusril di Antara Harapan Amnesti Kasus Makar dan Upaya Rekonsiliasi..

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com