JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI-P Charles Honoris menyesalkan adanya segelintir pihak yang tidak suka dengan pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo dan pesaingnya pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto. Ia menilai pihak yang tak suka tersebu anti-persatuan Indonesia dan anti-Pancasila.
"Dengan kata lain, mereka hanyalah orang-orang yang ingin dan senang kalau Indonesia rusak dan terus terbelah, agar kepentingan jangka pendek mereka tercapai," kata Charles dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/7/2019).
Bahkan menurut Anggota Komisi I DPR ini, patut dicurigai juga ada ideologi trans-nasional yang bermain di balik pihak-pihak yang tidak suka dengan rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo.
Baca juga: Wakil Ketua TKN Pastikan Pertemuan Jokowi-Prabowo Tak Bahas Koalisi
"Sebab, siapapun yang masih mencintai Indonesia dengan segala kebinekaannya, pastilah setuju dengan semangat Persatuan Indonesia yang diserukan Pak Jokowi dan Pak Prabowo," kata dia.
Charles mengatakan, rekonsiliasi yang dilakukan Jokowi dan Prabowo adalah bentuk nyata sikap dua negarawan, sehingga patut dicontoh oleh pendukung masing-masing di akar rumput. Rekonsiliasi keduanya bahkan telah melampaui kepentingan politik praktis.
Mereka, kata Charles, hanya ingin rakyat Indonesia kembali bersatu pasca-polarisasi yang tajam dalam Pilpres 2019.
"Pada akhirnya, marilah kita segenap anak bangsa jangan pernah lelah untuk mencintai Indonesia, dengan terus bekerja dan bergotong-royong membangun bangsa. Sebaliknya, kita harus terus waspada terhadap kekuatan-kekuatan yang ingin merongrong dan merusak NKRI," kata dia.
Jokowi dan Prabowo bertemu di stasiun MRT Lebak Bulus, Sabtu (13/7/2019) pagi. Keduanya lalu naik kereta MRT dan turun di stasiun Senayan. Kedua tokoh yang bersaing di Pilpres 2019 lalu itu kemudian berjalan kaki ke mal FX Sudirman untuk makan siang bersama. Keduanya sepakat mengajak pendukung bersatu kembali pasca pilpres.
Baca juga: Jokowi-Prabowo Bertemu, Ini Kata Sri Mulyani
Jokowi mengatakan, saat ini tidak ada lagi yang namanya 01 dan 02. Yang ada adalah sila ketiga persatuan Indonesia.
"Tidak ada lagi yang namanya cebong. Tidak ada lagi yang namanya kampret," ujar Jokowi.
Prabowo mengaku sepakat dengan pernyataan Jokowi itu. Ia mengimbau seluruh masyarakat Indonesia bersatu pasca pilpres.
"Jadi saya sangat setuju. Sudah enggak ada cebong-cebong, enggak ada kampret. Semuanya merah putih," kata dia.