Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Struktur Organisasi dan Strategi Kelompok Jamaah Islamiyah Mulai Terkuak...

Kompas.com - 13/07/2019, 08:35 WIB
Devina Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polri mengungkap bahwa struktur organisasi kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) pimpinan PW mengalami perkembangan yang semakin matang.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap para terduga teroris, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa mereka memiliki bendahara hingga kurir dalam struktur organisasinya.

"Sudah diklasifikasi untuk si PW ini sebagai amir-nya, ini ternyata pengembangan organisasinya sudah juga semakin bagus. Ada deputi umum JI, kemudian bendahara JI yang kemarin diamankan dari Magetan, Jawa Timur, kemudian ada beberapa kurir JI," kata Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jumat (12/7/2019).

Selain itu, JI menggunakan strategi tamkin atau penguasaan wilayah. Menurut Dedi, daerah yang ingin dikuasai tetap berpusat di Pulau Jawa.

Baca juga: Terduga Teroris SA di Magetan Diduga Jabat Bendahara Jamaah Islamiyah

Namun, kelompok ini juga merambah ke daerah lain tempat bisnis perkebunan sawit mereka berada, misalnya di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Kelompok JI, kata Dedi, telah menyiapkan propaganda dengan konten terkait kelompoknya. Konten tersebut akan disebar melalui media sosial dan media buatan mereka.

Untuk menyebarkan pemahamannya mereka, JI juga disebut mendekati para tokoh masyarakat dan agama. Namun, polisi masih mendalami sejauh mana pendekatan tersebut dilakukan.

"Kemudian melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, terus dia lakukan karena dia melakukan metamorfosa (organisasi) itu," tuturnya.

Berdasarkan keterangan polisi, kelompok ini diduga menggunakan strategi yang terdiri dari, penggunaan kekuatan secara rahasia atau silent terror dan manajemen kekacauan atau chaos.

Baca juga: Polri Ingin Bongkar Bisnis Sawit Jamaah Islamiyah di Sumatera dan Kalimantan

"Dia juga selain silent teror mempersiapkan management chaos. Management chaos ini dia melihat perkembangan dinamika yang ada di masyarakat. Ketika terjadi demo dia bisa melakukan upaya-upaya serangan secara silent dan membuat chaos," ungkap Dedi.

Kelompok pimpinan PW ini pun mengirim rekrutmen mereka dalam enam gelombang untuk berlatih perang di Suriah maupun Irak.

Sebelumnya, Densus 88 telah mengamankan lima petinggi kelompok JI, yang berafiliasi dengan kelompok teroris global, Al Qaeda.

Kelima orang yang ditangkap berinisial PW alias Abang, MY, BS, A, dan BT. Mereka ditangkap pada 29-30 Juni 2019, di daerah Bekasi, Jawa Barat, hingga Ponorogo, Jawa Timur.

Setelah itu, tim mengamankan SA, yang diduga sebagai bendahara di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada 3 Juli 2019.

Kelompok ini mengembangkan perkebunan sawit sebagai sumber dana untuk kebutuhan operasional, hingga menggaji petinggi organisasi.

Menurut keterangan polisi, perkebunan tersebut berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Polri sedang menyelidiki lebih detail bagaimana bisnis sawit itu dikelola.

Selain itu, penyidik juga ingin menyelidiki secara rinci aktivitas organisasi apa saja yang dibiayai dari keuntungan bisnis ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com