Dijumpai selepas sidang kabinet, Rini Soemarno menilai teguran Jokowi kepada dirinya merupakan hal biasa.
"Oh kalau ditegur mah enggak apa-apa. Hahahaha," kata Rini.
Ia menilai, teguran yang disampaikan Jokowi itu untuk memacu para menteri agar lebih bekerja keras.
Rini pun memastikan ia dan jajarannya akan lebih bekerja keras untuk mengurangi impor.
"Migas kan memang kalau demand naik otomatis kita impornya banyak. Ya kita akan lihat kenapa bulan Mei naik," kata dia.
Siti dan Sofyan
Dari topik impor dan ekspor, Jokowi lalu berpindah ke topik investasi. Presiden kali ini menegur Menteri Kehutanan Siti Nurbaya Bakar serta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil.
Baca juga: Jokowi: Dengan Perang Dagang, Kesempatan Ekspor Kita ke Amerika Serikat Besar Sekali
Teguran ini berkaitan dengan investasi yang masih terhambat karena permasalahan perizinan di lapangan.
Awalnya, Jokowi mengingatkan semua menteri yang hadir dalam rapat tersebut untuk mempermudah proses perizinan agar para investor berbodong-bondong untuk menanamkan investasinya.
"Mungkin sudah berapa puluh kali kita sampaikan. Investasi yang berkaitan dengan ekspor, berkaitan dengan barang-barang substitusi impor, tutup mata, berikan izin secepat-cepatnya. Tapi kejadian di lapangan tidak seperti itu," kata Jokowi.
Ia lalu menyinggung soal perizinan yang berada di bawah Kementerian Kehutanan.
"Dari kementerian kehutanan misalnya, masih lama, ini urusan lahan. Ini Pak Wapres biar bercerita mengenai petrochemical yang kita perlukan tapi sudah berhenti setahun lebih gara-gara yang berkaitan dengan lahan. Urusan kecil tapi ya ini menghambat," kata dia.
Jokowi juga menceritakan pengalamannya melakukan kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara pada pekan lalu.
Baca juga: Ditegur Jokowi karena Impor Migas, Ini Kata Rini Soemarno
Menurut dia, banyak pengusaha yang sudah berbondong-bondong mengurus perizinan untuk mendirikan hotel di sana.
Sebab, wisatawan baik lokal dan mancanegara terus berdatangan untuk menikmati keindahan kota Manado. Namun, perizinan ini terhambat di Kementerian ATR/BPN.
"Kita kurang hotel, hotel sudah berbondong-bondong mau bikin, urusan yang berkaitan dengan tata ruang sebetulnya dari menteri BPN bisa menyelesaikan dengan kesepakatan-kesepakatan yang memang harus itu dilakukan," kata dia.
Jokowi mengingatkan jajarannya agar tidak terbelit dengan rutinitas. Namun, ia berpesan agar seluruh kementerian dan lembaga berani melihat masalah dan tantangan yang real di lapangan.
"Saya kira kerja yang terintegrasi, kerja tim antarkementerian ini yang harus didahulukan," ucap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.