JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan, rekonsiliasi politik tak melulu soal bagi-bagi kursi menteri.
Lebih luas, rekonsiliasi dapat dimaknai oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin, untuk mengadopsi ide-ide Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam pemerintahan mendatang.
"Jadi menurut saya semangat rekonsiliasi kalau bisa jangan bagi-bagi kursi saja. Kan bisa dengan cara mengadopsi ide-ide dari Prabowo-Sandi," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/7/2019).
Baca juga: Surat Siswa SD di Flores: Pak Jokowi, Bantu Kami Bangunkan Sekolah yang Layak
Menurut Hendri, tak ada salahnya jika Jokowi-Ma'ruf mengadopsi beberapa rencana dan program yang diusung Prabowo-Sandi selama masa kampanye.
Jokowi-Ma'ruf dapat memilah-milah mana program Prabowo-Sandi yang dinilai baik dan sejalan dengan pemerintahan ke depan.
"Itulah rekonsiliasi yang lebih baik. Terlalu kuno kalau rekonsiliasi itu diterjemahkan bagi-bagi kursi," katanya.
Banyak pihak mengharapkan terjadinya rekonsiliasi antara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi.
Baca juga: Setuju Anak Muda Masuk Kabinet Jokowi, Nasdem Ingatkan Keterwakilan Perempuan
Apalagi, seluruh tahapan Pilpres telah berakhir dengan ditetapkannya Jokowi-Ma'ruf sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Saat ditanya kapan bertemu dengan Prabowo, Jokowi menjawab hal itu sebaiknya ditanyakan langsung kepada Prabowo.
"Tanyakan ke Pak Prabowo, kapan ketemu Pak Jokowi," katanya usai penetapan calon presiden dan wakil presiden terpilih di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2019).