Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Dewan Pakar Sebut Nasdem Targetkan 11 Kursi Menteri

Kompas.com - 03/07/2019, 12:47 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem Taufiqulhadi mengatakan, Nasdem pantas menargetkan 11 kursi menteri dalam kabinet pemerintahan periode 2019-2024 yang bakal dipimpin presiden terpilih Joko Widodo.

Perhitungan ini didasarkan pada perbandingan jumlah perolehan kursi antara Nasdem dan PKB di DPR.

"Suara Nasdem kan lebih besar daripada PKB di DPR berdasarkan kursi. Maka, sepantasnya Nasdem mengusulkan 11 (kursi menteri)," kata Taufiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Baca juga: Politisi Nasdem Dukung Gerindra, PKS, dan PAN Tetap Jadi Oposisi

Berdasarkan perolehan hasil suara yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Nasdem memperoleh 12.661.792 suara, sementara PKB sebanyak 13.570.097 suara.

Namun, melalui hitung-hitungan metode sainte lague, Nasdem diprediksi mendapat kursi DPR lebih banyak ketimbang PKB.

Dengan jumlah perolehan suara pada Pemilu dan kursi di DPR tersebut, PKB menargetkan dapat 10 jatah kursi menteri. Oleh karena itu, Taufiq menilai, Nasdem bisa mendapat jatah kursi menteri lebih banyak.

"Pada dasarnya kalau bicara kursi atau perolehan suara, kursi Nasdem lebih tinggi daripada kursi PKB di DPR," ujar Taufiq.

Namun, Taufiq menyebut, belum ada pembicaraan lebih lanjut antara Jokowi dan Nasdem soal nama-nama yang akan diusulkan untuk mengisi kabinet.

Hal ini akan segera dikomunikasikan Nasdem kepada Jokowi.

"Itu nanti dikomunikasikan saja saat rapat dengan presiden terpilih secara langsung. Jadi enggak perlu diungkapkan kepada publik," ujar Taufiq.

Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menargetkan partainya bisa mendapat 10 kursi menteri apabila pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin terpilih pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

Baca juga: Cak Imin: Semoga 10 Menteri dari PKB

"Para ibu kalau kumpul lalu berdoa, doanya manjur. Semoga PKB bisa dapet 10 kursi menteri," kata Muhaimin seusai audiensi PC Muslimat NU di Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu (27/1/2019), seperti dikutip dari Antara.

Dia mengatakan di Kabinet Indonesia Kerja (KIK) saat ini, PKB mendapatkan empat kursi menteri, yakni menteri pemuda dan olahraga (menpora), menteri desa dan daerah tertinggal, menteri tenaga kerja dan transmigrasi (menakertrans), dan menteri riset, teknologi, dan perguruan tinggi (menristek dikti).

Pada kabinet nanti, menurut Muhaimin, PKB berharap mendapatkan menteri di bidang, keuangan, industri dan usaha kecil dan menengah (UKM).

Kompas TV Presiden Jokowi blak-blakan soal kriteria menterinya pada periode kedua sebagai Presiden Indonesia. Jokowi menegaskan jika kabinet kerjanya kemungkinan akan diisi dengan banyak anak muda yang tentunya mempunyai kemampuan sesuai kriteria. Lalu apa saja kriteria yang ditentukan oleh Presiden Jokowi? Berikut cuplikan wawancara pemimpin Redaksi Harian Kompas, Ninuk Mardiana Pambudy dengan Presiden Joko Widodo. #JokoWidodo #CalonMenteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com