Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Yenti Garnasih Pillih Jadi Ketua Pansel ketimbang Capim KPK

Kompas.com - 26/06/2019, 13:09 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar tindak pidana pencucian uang dari Universitas Trisakti, Yenti Garnasih memiliki alasan tersendiri mengapa lebih memilih menjadi Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) daripada maju sebagai calon pimpinan.

Salah satu wacana yang berkembang di kalangan masyarakat sipil adalah, KPK memerlukan calon yang memiliki kemampuan mumpuni dalam tindak pidana pencucian uang.

Di sisi lain, Yenti merupakan salah satu pakar tindak pidana pencucian uang yang memiliki rekam jejak panjang.

Yenti mengakui banyak pihak yang mendorongnya untuk menjadi calon pimpinan lembaga antirasuah itu. Dorongan-dorongan itu, kata Yenti, sudah berlangsung cukup lama.

Baca juga: ICW Ingatkan Pansel Tetap Fokus Cari Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas

"Artinya, ada sebagian potensi bangsa yang menginginkan saya justru masuk jadi komisioner. Dan sejak Pansel (KPK) pertama itu, selalu banyak yang menyebut saya untuk jadi komisioner, gitu," kata Yenti saat berbincang dengan Kompas.com di Gedung Rektorat Universitas Trisakti, Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Akan tetapi, Yenti merasa lebih cocok berada di luar dan menjadi akademisi. Yenti merasa lebih baik menyumbangkan pemikiran-pemikirannya dari luar. Menurutnya, masih ada pihak lain yang lebih cocok maju sebagai calon Pimpinan KPK.

"Saya berpikir saya ini kan pemikir ya, akademisi, lebih tatarannya kepada grand designnya nanti bagaimana. Saya mikir juga, dalam kehidupan kan ada pembagian. Ada pemikir-pemikirnya, ada aplikatifnya," kata dia.

Baca juga: Cerita Yenti Garnarsih Ditunjuk Jadi Ketua Pansel Capim KPK di Bulan Ramadhan

"Nah saya mengambil posisi nampaknya saya lebih menguntungkan walaupun ada sedikit saja jasa saya bagi bangsa, yang sedikit ini mungkin menurut saya lebih bagus, saya di luar. Bisa memberikan suatu dorongan," sambungnya.

Ia mengapresiasi banyak pihak yang merekomendasikan dirinya untuk maju sebagai calon pimpinan KPK. Akan tetapi, ia menganggap itu merupakan penilaian dari orang lain saja.

"Beberapa teman bahkan kolega saya, bahkan orang-orang terdekat saya lebih baik Ibu di dalam (KPK), gitu ya. Ya saya demokratis, terbuka saja atas penilaian-penilaian seperti itu, tapi sejauh ini saya merasa sudahlah saya di luar (KPK) aja," ujarnya.

Kompas TV Untuk mengantisipasi terpaparnya paham radikal dan penggunaan narkoba pada seleksi Komisioner KPK kali ini. Pansel Capim KPK akan melibatkan Badan Narkotika Nasional dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Panitia seleksi Pansel Capim KPK mengatakan langkah ini merupakan terobosan yang dilakukan pada seleksi kali ini. Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK, yenti Garnasih menjelaskan langkah pelibatan BNPT untuk menjamin calon pimpinan KPK tidak terpapar paham radikalisme. #PanitiaSeleksiPimpinanKPK #BNN #BNPT
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com