Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menebak Jalan Rekonsiliasi yang Ditempuh Jokowi dan Prabowo...

Kompas.com - 25/06/2019, 19:06 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemilu Presiden atau Pilpres 2019 yang yang berlangsung panas diperkirakan akan segera berakhir. Sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) diharapkan menjadi pijakan terakhir dari rangkaian proses panjang.

Dua kubu yang bersaing, yaitu Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, diharapkan banyak pihak untuk segera berdamai setelah putusan MK dibacakan.

Perdamaian di antara keduanya begitu dinanti untuk menyatukan akar rumput yang sebelumnya sempat tersekat perbedaan pilihan politik.

Upaya rekonsiliasi terus diusahakan oleh berbagai pihak. Para elite yang menjadi kunci pun harus bersedia berdamai demi kepentingan bangsa.

Namun, rekonsiliasi seperti apa yang akhirnya akan menyatukan dua kubu berseberangan ini, masih menjadi pertanyaan. Akad apa yang akan disepakati hingga akhirnya “damai” terwujud.

Baca juga: Luhut Sebut Jokowi Ingin Bertemu dan Rekonsiliasi dengan Prabowo

Pembagian jatah "kursi"

Salah satu kesepakatan yang mungkin diambil adalah adanya pembagian jatah kursi, baik di jajaran kabinet, atau pimpinan badan legislatif. Dengan begini kedua belah pihak, baik dari koalisi petahana maupun oposisi, akan mendapatkan jatah sesuai kesepakatan.

Kemungkinan ini disampaikan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Asrul Sani.

"Kalau kita bicara rekonsiliasi yang ujungnya pasti kesepakatan, kesepakatan itu bisa macam-macam. Mulai dari soal katakanlah kabinet, komposisi di pimpinan DPR MPR dan AKD-nya, itu akan lebih mudah karena kita sudah tidak marah-marahan," ujar Arsul, Senin (24/6/2019).

Baca juga: TKN Sebut Kesepakatan soal Kabinet Mungkin Terjadi sebagai Bagian Rekonsiliasi

Oposisi tidak banyak berharap

Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai salah satu parpol yang tergabung dalam koalisi Prabowo-Sandiaga, mengaku tidak banyak berharap pada pembagian jatah kursi yang akan diputuskan pemerintah terpilih nantinya.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PAN Saleh Partaonan Daulay, Senin (24/6/2019).

“Kami itu kan orang yang kalah, kubu koalisi yang kalah, kami paham posisi. Kami sebagai kubu yang kalah tidak berharap banyak juga harus dapat menteri. Itu malah bagi kami bisa jadi tidak tepat, biarkan mengalir dulu,” kata Saleh.

Baca juga: PAN: Kami Kubu yang Kalah, Tak Berharap Banyak Dapat Kursi Menteri

Ia juga menyebut, pertemuan sang Ketua Umum Zulkifli Hasan dengan Joko Widodo beberapa waktu yang lalu bukan membahas perkara  ini.

“Biasalah hanya bicara kebangsaan. Terakhir Pak Zul ketemu Presiden di Istana Bogor terakhir dilaporkan dalam rapat harian bahwa dalam pertemuan itu pertemuan biasa,” ujarnya.

Rekonsiliasi yang dinanti

Presiden Joko Widodo saat bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Senin (31/10/2016).Kementerian Sekretaris Negara Presiden Joko Widodo saat bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Senin (31/10/2016).

Tidak hanya masyarakat dan para tokoh yang meminta rekonsiliasi ini berlangsung. Jokowi sebagai salah satu tokoh sentral juga sangat berharap dapat segera memiliki waktu yang pas untuk bertemu dan berkomunikasi langsung dengan Prabowo.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com