Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sejumlah kabar bohong, hoaks, disinformasi, dan misinformasi masih bisa kita temukan di beberapa media sosial dan juga aplikasi pesan WhatsApp hingga saat ini.
Akibat dari merebaknya kabar bohong ini adalah pembaca menjadi resah dan cemas terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya.
Selain itu, dampak lain bisa merugikan sejumlah pihak yang tidak cermat dalam memilih dan memilah informasi yang beredar.
Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya bersikap selektif dan jeli atas informasi yang mereka dapatkan.
Pekan ini, Kompas.com telah merangkum adanya tiga hoaks dan dua klarifikasi pada 17-22 Juni 2019. Berikut rinciannya:
Video yang menampilkan wahana permainan ekstrem, Gyro Drop, di Seoul, Korea Selatan ramai dibicarakan di media sosial pada Senin (17/6/2019).
Permainan itu digambarkan melemparkan dan mengempaskan penggunanya dari ketinggian dengan hanya bertumpu pada seutas tali elastis.
Dalam video berdurasi sekitar 2 menit itu, terlihat pengguna dudu melingkar pada wahana permainan di mana benda tersebut bergerak perlahan memutar ke ketinggian. Kemudian, tiang yang berfungsi sebagai penyangga utama memanjang 2 kali lipat dari panjang awal.
Pengguna yang semula duduk di kursi stabil, terlepas, dan terempas ke bawah dengan seutas tali elastis.
Namun, kejadian itu belakang dibantah kebenarannya dan disebut sebagai video editan digital.
Dilansir dari artikel Heavy.com, video tersebut diduga kuat merupakan hasil rekayasa computer generated imagery (CGI) yang berfungsi untuk menambah kesan mengerikan pada wahana Gyro Drop.
Baca juga: [HOAKS] Wahana Ekstrem di Korea Lemparkan Pengguna di Ketinggian
Diketahui bahwa permainan Gyro Drop sebenarnya hanya membawa pengguna pada titik ketinggian secara perlahan, lalu mengempaskan ke bawah dengan kecepatan tinggi.
Sementara, wahana Gyro Drop benar terdapat di taman bermain outdoor di Seoul, Korea Selatan yang bernama Lotte World Adventure.
Gyro Drop bisa dinikmati oleh pengunjung berusia 14-65 tahun dan memiliki tinggi badan 130-190 cm, serta tidak memiliki masalah kesehatan.
Sebuah unggahan berisi tangkapan layar sebuah artikel Republika yang berjudul "Dipimpin Jokowi, Kas Negara Kosong?" yang beredar di media sosial Twitter pada Jumat (14/6/2019).
Namun, unggahan itu disertai narasi bahwa kosongnya kas negara disebabkan karena pembayaran gaji ke-13 dan Tunjangan Hari raya bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Oleh karena itu, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) tidak dapat mencarikan restitusi wajib pajak.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Marwanto, mengungkapkan kabar kosongnya kas negara adalah hoaks.
"Info tersebut tidak benar, kondisi kas negara aman," ujar Marwanto saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (14/6/2019).
Baca juga: [KLARIFIKASI] Penjelasan Kemenkeu tentang Kabar Kas Negara Kosong
Selain itu, Marwanto menjelaskan bahwa selama ini pengelolaan kas negara dilakukan secara terpusat menggunakan mekanisme treasury single account (TSA), sehingga pihak KPPN tidak mengelola kas secara langsung.
Media sosial diramaikan dengan adanya video yang menampilkan situasi jalanan ramai dengan sejumlah kendaraan rusak yang diunggah salah satu warganet di media sosial Facebook pada Kamis (6/6/2019).
Dalam post berdurasi 40 detik itu, disebutkan bahwa terjadi tabrakan beruntun yang diduga terjadi di ruas tol Semarang dan disebabkan karena adanya salah koordinasi yang dilakukan petugas yang memberlakukan jalur satu arah (singleflow).
"Tabrakan Beruntun Di Ruas Tol Sekitar Semarang....Karena Salah Komunikasi.....Jalur Satu Arah.....Contra Flow Dikembalikan (Single Flow).....Tanpa Koordinasi Yang Akurat," tulis pengunggah bernama Siau Mei Rosye Tercantik dalam status Facebooknya.
Diketahui, unggahan tersebut telah mendapat perhatian dari warganet dengan lebih dari 300 kali ditonton pengguna Facebook lainnya.
Menanggapi hal itu, Kepala bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, Kombes Pol Agus Triatmaja mengatakan bahwa kabar kecelakaan beruntun yang diduga karena kesalahan polisi adalah hoaks.
"Kejadian tersebut memang terjadi di Jalan Tol Tembalang, tepatnya di ruas jalan tol Jasa Marga seksi B, Kilometer 9 jalur B, arah Jakarta. Namun, bukan karena miskomunikasi contraflow," ujar Agus kepada Kompas.com, Senin (17/6/2019).
Baca juga: [HOAKS] Kecelakaan akibat Salah Diberlakukannya Contraflow di Tol Semarang
Sejumlah tautan berisi informasi pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2019 beredar grup publik yang ada di media sosial Facebook pada Rabu (19/6/2019).
Berikut isi kutipan dalam tautan tersebut:
"Kementerian Agama akan membuka kembali lowongan kerja CPNS tahun ini. Bersama dengan Kementerian dan Lembaga lainnya.
Kemenag sepertinya akan membuka formasi CPNS yang cukup banyak tahun ini. Bahwa informasi alokasi formasi CPNS Kemenag 2019 dapat di baca juga di situs resminya.
Seperti seleksi penerimaan CPNS tahun lalu, formasi CPNS Kemenag sepertinya masih menjadi primadona.
Sedangkan untuk rincian alokasi formasi CPNS Kemenag 2019, kemungkinan akan lebih banyak sedikit dari tahun lalu".
Selain itu, pada tautan disebutkan juga syarat hingga alur pendaftaran CPNS 2019 di Kementerian Agama (Kemenag).
Namun, jika tautan tersebut dibuka, peminat akan diarahkan pada suatu laman yang berisi informasi seputar alur pendaftaran CPNS dan alokasi kuota CPNS Kemenag tahun 2019.
Atas merebaknya kabar itu, Kepala Bidang Pusat Informasi dan Humas Kemenag, Rosyidin mengungkapkan pihaknya belum mengeluarkan informasi apa pun terkait rekrutmen CPNS tahun ini.
"Sampai hari ini Kementerian Agama belum mengeluarkan pengumuman resmi terkait dengan Seleksi CPNS 2019," ujar Rosyidin kepada Kompas.com pada Rabu (19/6/2019).
Baca juga: [KLARIFIKASI] Beredar Kabar Penerimaan CPNS, Ini Penjelasan Kemenag
Rosyidin mengatakan bahwa pihaknya tengah menunggu keputusan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) terkait rekrut CPNS 2019.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa informasi resmi seputar kuota, formasi, dan mekanis pendaftaran diumumkan melalui situs resmi Kemenag kemenag.go.id.
Sebuah post berisi informasi adanya kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 20 persen ramai dibicarakan di media sosial Facebook Jumat (21/6/2019).
Namun, unggahan lain dengn narasi kenaikan tarif listrik beredar di Twitter.
Dalam twit, dituliskan narasi yang mengaitkan ke sidang Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa hasil Pilpres 2019 yang masih berlangsung.
Selain itu, masyarakat yang fokus terhadap sidang tersebut tidak sadar bahwa tarif listrik telah naik sebanyak 20 persen. Bahkan, salah satu twit itu telah di-retweet sebanyak ratusan kali dan disukai oleh ribuan pengguna Twitter lainnya.
Mengetahui hal itu, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi menegaskan bahwa tarif listrik tidak mengalami kenaikan sejak 2017.
"Pemerintah hingga saat ini tidak memiliki rencana untuk kenaikan tarif listrik. Bahkan, pelanggan mampu oun tidak pernah naik sejak 2017," ujar Agung saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (21/6/2019).
Ia menjelaskan, tarif listrik rumah tangga mampu golongan 900 VA diberi diskon sebesar Rp 52 per kWh sejak 1 Maret 2019, dengan tarif menjadi Rp 1.352 per kWh.
Sedangkan, tarif golongan rumah tangga 1.300 VA ke atas dikenakan Rp 1.467,28 kWh.
Tak hanya itu, Agung mengatakan tarif listrik di Indonesia mengikuti tarif adjustment yang relatif murah dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Tarif tenaga listrik (tariff adjustment) akan disesuaikan jika terjadi perubahan terhadap asumsi makroekonomi (kurs, Indonesia Crude Price/IPS, dan inflasi) yang dihitung secara kuartalan.
Baca juga: [KLARIFIKASI] ESDM Bantah Tarif Tenaga Listrik Naik 20 Persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.