Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Nurcholis

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok. Kandidat Master Politik Internasional Universitas Shandong, China. Menyelesaikan S-1 di Departemen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia.

Berharap Rekonsiliasi Politik Usai Puasa dan Lebaran

Kompas.com - 15/06/2019, 11:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


LEBARAN baru saja lewat. Orang silih berganti silaturahmi. Saling berjabat tangan dan bersalam-salaman. Salam-salaman memang acapkali menjadi tradisi lebaran. Dengan salaman, konon dosa-dosa masa lalu termaafkan.

Dalam Islam, Lebaran dianggap sebagai titik awal kesucian diri. Setelah sebulan penuh menempuh ujian, orang-orang kembali fitri, menjadi suci.

Lebaran kali ini akan lebih terasa istimewa andai elite melakukan tradisi serupa. Konflik yang meluas di masyarakat akhir-akhir ini tidak terlepas dari perselisihan yang terjadi di antara mereka. Bila fragmentasi antar elite berhasil diakhiri, masyarakat akan kembali harmoni.

Kilas balik puasa kita

Ramadhan kita, yang seiring bersamaan momentum politik, telah menyuguhkan nuansa berbeda. Kita harus akui, ramadhan kali ini sesak dengan permusuhan.

Kita tidak hanya dipertunjukan ragam ekspresi orang menahan lapar dan dahaga, sebab tidak makan-minum sejak terbit hingga fajar terbenam. Tapi juga dipertontonkan ragam orang, dengan bermacam-macam latar partai, belomba-lomba menggapai puncak kekuasaan.

Tak aneh, sepanjang puasa, kita kenyang mendengar berbagai umpatan, fitnah, serta dusta-dusta yang disebar.

Ramadhan yang diidamkan tak pernah ada. Ramadhan kita penuh duka. Kita menyaksikan  sendiri delapan jiwa meninggal menjadi martir gesekan politik di sebuah kerusuhan tepat di pertengahan puasa. Ini merupakan sebuah katastrofi yang akan terus diingat sebagai luka ramadhan kita.

Bahkan jauh sebelumnya, beberapa hari menjelang puasa, ratusan KPPS mangkat lebih awal atas dalih demokrasi. Mereka kelelahan, bekerja sejak pagi buta hinga pagi buta keesokannya. Bekerja dengan loyalitas guna memastikan rasa damai dalam keberlangsungan pemilu kita.

Menjelang lebaran, pertarungan antar elite belum juga surut. Pasca kerusuhan dan cara barbar tak memberi dampak, elite coba peruntungan di jalur lain. Kini mereka sodorkan keberatannya secara konstitusional. Melalui Mahkamah Konstitusi.

Setelah MK nanti, seperti mudah dibaca, hiruk pikuk politik ini tidak akan berakhir dengan serta merta. Keriuhan jelas akan bergeser ke parlemen.

Ini sudah menjadi pola yang berulang. Plot politik mudah ditebak. Seperti pemilu lalu, kita pun disuguhkan konflik sengit perebutan kursi pimpinan DPR, antara KMP-KIH. Pasca gugatan KMP gagal di MK. Dialektik kehidupan politik kita akan terus seperti ini. Tidak ada damai yang abadi, hanya akan ada konflik yang abadi.

Pasca-Lebaran

Konflik politik yang mengakar sampai bawah ini harus segera dihentikan. Momen lebaran dianggap waktu tepat untuk rekonsiliasi politik pasca-pemilu yang terpolarisasi.

Dalam tren literatur, rekonsiliasi sebetulnya lebih sering dihubungkan dengan beragam masalah pelanggaran HAM berat di masa lalu, seperti kejahatan perang, genosida, dan konflik sipil.

Namun ini bukan berarti pembicaraan mengenai rekonsiliasi tidak cocok bila dikaitkan dengan polarisasi politik yang puncaknya tampak dalam kerusuhan 22 Mei lalu.

Peristiwa tersebut tetap memerlukan rekonsiliasi karena penyebab terjadinya kerusuhan merupakan impak dari friksi tajam yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com