KOMPAS.com - Kabar bohong (hoaks), disinformasi, dan misinformasi masih banyak beredar baik di media sosial maupun grup-grup aplikasi percakapan.
Dampak yang terjadi terhadap penyebaran ini adalah menimbulkan keresahan dan kecemasan karena informasi tersebut belum jelas kebenarannya.
Masyarakat atau warganet sebaiknya bersikap selektif dan cermat dalam informasi yang beredar di media sosial.
Dalam pekan ini, Kompas.com merangkum ada lima hoaks yang beredar pada 10-14 Juni 2019. Berikut lima hoaks yang diklarifikasi dalam pekan ini:
Sebuah surat palsu berisi informasi mengenai rekrutmen Calon Pegawai negeri Sipil (CPNS) Tahun Anggaran 2018 beredar di media sosial pada Selasa (11/6/2019).
Pada surat bernomor 1026/BKN/2019, disebutkan bahwa Ketua Panitia Seleksi CPNS Badan Kepegawaian Negara (BKN), Supranawa Yusuf memberitahukan kepada peserta seleksi CPNS Pusat dan Daerah Tahun 2018 mengenai proses verifikasi dan validasi pemberian nomor induk pegawai (NIP) CPNS Tahun 2018.
Surat yang dibuat di Jakarta pada 31 Mei 2019 itu juga menginformasikan bahwa 304 orang sedang diproses penetapan NIP-nya dan akan selesai paling lambat pada Juli 2019.
Menanggapi hal itu, Kepala Biro Humas BKN, Mohammad Ridwan menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah membuat surat tersebut.
"Ini surat kami terima tadi malam (laporan dari daerah). Ketika kita lihat format, tanda tangan, konten atau isinya palsu. Kemudian kami sampaikan surat ini bukan produk BKN dan surat itu palsu," kata Ridwan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/6/2019).
Selengkapnya, baca: [HOAKS] Surat Penetapan Nomor Induk 304 CPNS 2018
Sebuah unggahan berisi penyataan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi yang mengancam anggota kepolisian jika melarang warga setempat melakukan takbiran keliling kota, beredar di media sosial.
Diketahui, informasi ini awalnya diunggah oleh salah satu pengguna twitter Wati Pane, @pane_wati pada Selasa (4/6/2019).
"Apa hak kau melarang rakyat takbiran keliling di kota ini, Itukan sudah warisan nenek moyang. Kau larang lah, aku sumbat (sumpal) granat mulut kau," tulis Wati Pane.
Selain itu, pengunggah juga membubuhkan tangkapan layar yang menampilkan foto Edy berpakaian militer.
Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumatera Utara dan Humas Sumatera Utara mengungkapkan bahwa unggahan yang menampilkan pernyataan Edy adalah tidak benar.