Terlebih lagi, kondisi ekonomi global tidak kunjung membaik, stagnasi pertumbuhan ekonomi masih akan terus terjadi, serta lemahnya kebijakan industri masih akan berdampak terhadap defisit perdagangan dan neraca transaksi berjalan.
Semua tantangan inilah yang akan bersama-sama kita hadapi bersama lima tahun ke depan.
Bonus demografi akan segera berakhir sekitar 17 tahun lagi pada kisaran 2036. Sekitar 68,7 persen usia produktif penduduk akan berakhir dan 19 persen kembali mengalami penuaan sehingga masuk kategori tidak produktif.
Beban penduduk usia produktif untuk menanggung penduduk usia tidak produktif kembali meningkat. Ketika itu beban negara akan semakin berat hingga memasuki 100 tahun usia kemerdekaan pada 2045.
Rentang 17 tahun bukanlan waktu yang lama bagi sebuah bangsa untuk mempersiapkan infrastruktur dan fondasi yang kokoh untuk mengakhiri periode bonus demografi yang dimilikinya.
Generasi produktif yang kita miliki hari ini, akan menjadi tulang punggung bangsa hingga menjelang 2045. Jika kita berhasil maka bangsa ini akan menuju bangsa yang maju dan kuat, tetapi jika gagal maka bencana demografi akan membuat kita menjadi bangsa pesakitan untuk kurun waktu yang lama.
Pemilu yang demokratis dan dilaksanakan secara jujur dan adil adalah prasyarat untuk membentuk parlemen dan pemerintahan yang memiliki integritas guna menghasilkan produk legislasi dan kebijakan yang berkualitas.
Prasyarat tersebut hanya bisa dilakukan dengan menyusun kembali peraturan perundang-undangan yang mampu menjawab semua persoalan pada hari ini.
Inilah dilema yang sedang kita hadapi, proses transisi demokrasi yang masih dan akan kita jalani, sejauh ini belum bisa menghasilkan produk demokrasi yang mampu menjawab persoalan bangsa pada hari ini.
Akankah Pemilu 2019 cukup kuat untuk meyakinkan kita bahwa kita sudah berada pada jalur yang tepat untuk memaksimalkan bonus demografi yang kita miliki?
Patut dipikirkan, apakah anak cucu kita nantinya sedang tersenyum atau sebaliknya menangis ketika sang saka merah putih dikibarkan pada perayaan 100 tahun kemerdekaan Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.