JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan operasi trilateral antara Indonesia, Filipina, Malaysia untuk menanggulangi terorisme di Laut Sulu, Filipina, dilaksanakan bertahap.
Ia mengatakan, operasi militer yang melibatkan ketiga negara tak langsung dilakukan, namun melalui proses awalan terlebih dulu. Untuk memulainya, ketiga negara akan melakukan beberapa tahapan.
Tahapan awal adalah pertemuan antar Menteri Luar Negeri ketiga negara. Setelah itu militer ketiga negara akan mengadakan latihan bersama.
Baca juga: Wiranto Nilai Patroli Maritim Trilateral Jadi Bagian Penting dalam Atasi Perompakan
Ia mengatakan, untuk mengadakan latihan bersama bukan hal mudah. Sebab ketiga negara harus menentukan medannya dan semua aspek penunjang.
"Itu kan kaya latihan dulu. Latihan disesuaikan medannya. Bisa iya bisa enggak. Kalau iya kan ada hubungan dulu lah. Ada Menteri Luar Negeri, ada DPR, kan bukan begitu. Enggak langsung begitu," kata Ryamizard di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Mengutip harian Kompas, Indonesia, Filipina, dan Malaysia sepakat membentuk pasukan darat untuk menindak terorisme. Hal ini merupakan peningkatan setelah sebelumnya ada kerja sama patroli terkoordinasi untuk menanggulangi terorisme di Laut Sulu, Filipina.
Baca juga: Indonesia-Malaysia-Filipina Sepakati Trilateral Air Patrol di Laut Sulu
Langkah ini diawali dengan latihan bersama pasukan darat dan intelijen. Rencana jangka panjang ketiga negara adalah menerjunkan pasukan gabungan trilateral di Filipina.
Hal ini dibahas dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, dan Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu di sela-sela Shangri-la Dialogue, di Singapura, Sabtu (1/6/2019).
Ketiganya sepakat akan mengirim masing-masing satu kompi dan memulai latihan pada Juli atau Agustus mendatang di Tarakan, Kalimantan Utara.