JAKARTA, KOMPAS.com - Polri mengungkapkan kronologi bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (3/6/2019) malam.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan, mulanya saksi melihat pelaku mendekati pos sekitar pukul 22.35 WIB.
"Saksi melihat pelaku itu sedang berjalan mengarah ke pos pukul 22.35 dengan kaos hitam dan celana jeans serta menggunakan headset," ungkap Dedi, saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/6/2019).
Baca juga: Pasca-bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura, Polri Minta Masyarakat Tak Khawatir Rayakan Idul Fitri
Setelah itu, pelaku yang diketahui berinisial RA (22) duduk di depan trotoar. Sekitar 10 menit kemudian, ledakan terjadi.
Personel Polri beserta saksi yang saat kejadian sedang membantu memasang lampu segera keluar dari pos untuk menghindari ledakan susulan.
Polisi pun melakukan sterilisasi terhadap Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengevakuasi pelaku yang menjadi korban dari aksinya.
"Ketika TKP dinyatakan aman, maka pelaku langsung dilakukan evakuasi menuju rumah sakit di Solo untuk mendapatkan perawatan secara intensif," ungkap dia.
Langkah berikutnya, tim Densus 88 Antiteror dan Polda Jawa Tengah menginvestigasi identitas pelaku dan melakukan olah TKP.
Pelaku berinisial RA tersebut berusia 22 tahun dan memiliki pekerjaan sebagai penjual gorengan.
Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura Seorang Penjual Gorengan
Kemudian, Selasa pukul 01.25, tim menggeledah kediaman pelaku di rumah orangtuanya.
Dari penggeledahan ditemukan 2 plastik berisi belerang, 1 plastik berisi potasium klorat, kemudian dua boks berisi campuran belerang dengan potasium klorat dan arang atau black powder.
Selain itu, polisi juga menemukan sejumlah rangkaian elektronik, terdiri dari 4 switch, baterai dan charger, 1 kantong serbuk putih yang diduga nitrat, 1 plastik arang, kemudian 2 plastik berisi kabel, sebuah pipa, detonator manual, solder, dan sisa paku.
Dedi mengungkapkan, berdasarkan temuan di rumah tersebut dan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi berkesimpulan bahwa jenis bom yang digunakan berjenis daya ledak rendah atau low explosive.
"Dari hasil temuan di kediaman orangtua pelaku, kemudian dari hasil analisa tim laboratorium forensik yang menemukan beberapa serpihan-serpihan di TKP, hasil kesimpulan sementara bahwa itu merupakan jenis bom low explosive," kata dia.
Pelaku saat ini sedang mendapat perawatan intensif. Ia mengalami luka di bagian tangan kanan dan perut.