JAKARTA, KOMPAS.com - Polri menilai, sistem rekayasa lalu lintas one way sangat efektif mengurangi kemacetan selama arus mudik Lebaran 2019.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra beralasan, tidak ada penumpukan yang terlalu lama selama arus mudik tahun ini.
"Iya sangat efektif. Beberapa hari kami sudah melakukan kegiatan one way, itu memberikan kelancaran sehingga tak terjadi penumpukan-penumpukan yang terlalu lama di jalan," ujar Asep di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (3/6/2019).
Selain itu, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat selama Idul Fitri, polisi menyelenggarakan operasi yang dinamakan Operasi Ketupat 2019.
Baca juga: Sistem Satu Arah Saat Mudik Diubah, Catat Waktu Pemberlakuannya
Operasi Ketupat 2019 tersebut berlangsung selama 13 hari, pada 29 Mei-10 Juni 2019.
Operasi yang melibatkan 160.335 personel gabungan tersebut diselenggarakan di seluruh Polda di Indonesia.
Dalam operasi ini, terdapat 11 polda yang menjadi prioritas, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, dan Papua.
Asep menuturkan, terdapat tiga pos dalam pelaksanaan operasi tersebut, yaitu pengamanan, pelayanan, dan terpadu.
Pos pengamanan terletak di daerah yang sering dilalui masyarakat untuk menjamin keamanan masyarakat.
Baca juga: Gerbang Tol Salatiga dan Boyolali Bakal Diberlakukan Sistem Satu Arah Pada Puncak Arus Mudik
Kemudian, pos pelayanan untuk melayani publik misalnya di tempat hiburan seperti mal. Pos terakhir, yaitu terpadu, juga melibatkan instansi terkait.
"Pos pengamanan terpadu, di sini dilibatkan stakeholder-stakeholder lainnya, seperti dinas kesehatan, pemerintah daerah, dan juga beberapa daerah lainnya," kata Asep.
Salah satu yang diantisipasi oleh aparat gabungan adalah serangan teror terhadap masyarakat dan pihak berwajib.
Potensi kerawanan lainnya seperti perampokan, begal, pencurian, sweeping oleh ormas, hingga gangguan terhadap kelancaran dan keselamatan angkutan transportasi.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah stabilitas dan ketersediaan bahan pangan, serta potensi bencana alam.