Sosok lain yang melekat pada Ani adalah seorang perempuan tangguh. Latar belakangnya dinilai banyak berpengaruh dalam menentukan sikap dan kepribadiannya.
Ani merupakan putri Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, seorang perwira tinggi militer yang pernah menjabat sebagai Panglima RPKAD atau yang saat ini disebut Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Ani kemudian menikah dengan SBY yang juga merupakan perwira militer.
Baca juga: Jane Salimar: Hari Ini Saya Ulang Tahun, Bu Ani Yudhoyono Selalu Ngucapin
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, latar belakang itu membuat Ani tak mudah menyerah dalam menghadapi masalah. Ani bahkan dinilai mampu mendidik kedua putranya dengan baik.
"Ibu Ani adalah wanita tangguh, cermin sosok wanita Indonesia. Sepak terjang Bu Ani mulai dari anak-anak, remaja hingga mendampingi Pak SBY dari prajurit sampai jadi presiden sarat pengalaman berharga, khususnya bagi wanita Indonesia," kata Bambang yang ditugaskan menjadi inspektur upacara militer di rumah duka Cikeas.
Hal itu rupanya diamini juga oleh SBY. Sebagai saksi hidup yang terus bersama Ani, SBY mengakui istrinya itu adalah pribadi yang tak mudah menyerah menghadapi masalah, termasuk saat berjuang melawan kanker ganas yang dideritanya selama 4 bulan terakhir.
Baca juga: Masyarakat Sampaikan Belasungkawa, SBY Tak Kuasa Menahan Tangis
Menurut SBY, pada 31 Mei 2019, kondisi Ani mulai menurun. Data medis menunjukkan angka yang menyatakan bahwa Ani tidak akan mampu bertahan dan tak lama lagi akan meninggal dunia.
Tetapi, menurut SBY, Ani ternyata mampu bertahan hingga 24 jam meski telah memasuki masa kritis. SBY mengatakan, wajah Ani menyiratkan adanya upaya yang keras untuk bertahan menghadapi penyakit.
"Petugas medis katakan dia tidak akan survive, akan passed away. Tapi Bu Ani bertahan 24 jam kemudian. Mereka katakan, she is so strong," kata SBY.
SBY mengatakan bahwa Ani adalah sosok yang mencintai kemajukan. Selayaknya seorang Ibu Negara, Ani begitu menyayangi rakyat Indonesia yang beragam dan kaya akan perbedaan.
"Saya sebagai saksi, Bu Ani sangat sayang pada rakyat Indonesia, siapapun, apapun identitasnya, apapun agamanya, apapun etnisnya, dari daerah mana atau aliran politiknya," ujar SBY di rumah duka.
Menurut SBY, Ani meneteskan air mata saat mengetahui orang dari berbagai latar belakang ikut mendoakannya. Doa dari beragam orang disebut membantu Ani Yudhoyono yang tengah berjuang melawan kanker ganas.
Baca juga: Kata Budi Waseso, Kesetiaan Ani Yudhoyono Mendampingi SBY Merupakan Teladan yang Harus Ditiru
SBY mengetahui sendiri bahwa selama sekitar 4 bulan Ani Yudhoyono menjalani perawatan, doa-doa selalu digaungkan di berbagai tempat ibadah mulai dari Masjid, Gereja, Kelenteng ataupun Wihara.
Budayawan Jaya Suprana mengatakan, kebaikan adalah salah satu warisan yang ditinggalkan oleh Ani Yudhoyono semasa hidup.
"Beliau sangat peduli, turun tangan dalam membantu kami dalam melakukan kegiatan kemanusiaan, maupun kebudayaan. Itu adalah warisan yang sangat kita perlu perhatikan," kata Jaya Suprana.
Baca juga: SBY: Saya Cium Keningnya, Saya Ucapkan Selamat Jalan Istri Tercinta...
Jaya mengatakan, wafatnya Ani adalah momentum bagi Bangsa Indonesia untuk ikut mewariskan sifat kebaikan yang ditunjukkan Ani semasa hidup.
Menurut Jaya, momentum ini seharusnya menyadarkan masyarakat untuk berhenti saling membenci dan saling bermusuhan. Apalagi, Ani wafat di penghujung bulan Ramadhan yang seharusnya penuh dengan kebaikan.
Ani Yudhoyono yang hobi dengan dunia fotografi itu memang memiliki beragam figur yang akan selalu dikenang oleh rakyat Indonesia. Seperti kata Bambang Soesatyo, nama Ani akan terukir dalam tinta sejarah.
"Selamat jalan Ibunda ku, nama mu akan terukir dalam sejarah. Kami akan mengenangnu lewat foto-foto karyamu yang luar biasa itu," kata Bambang di bawah tenda putih di depan pendopo Cikeas.