JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan, sepanjang 2019 terjadi 1.901 bencana. Bencana-bencana itu menyebabkan 349 orang meninggal, 24 hilang, serta ribuan mengalami luka-luka.
“Saya akan sampaikan data bencana 2019, 1 Januari sampai 31 mei terjadi 1.901 bencana. Menyebabkan 349 orang meninggal dunia, 24 hilang, 1.485 luka luka, 1.239.439 mengungsi,” ujar Lilik dalam konferensi pers terkait penanggulangan bencana di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (31/5/2019).
Baca juga: Tips Mudik Aman dari BNPB, Perhatikan Daerah Rawan Bencana
“4.143 rusak berat, 4.285 rusak sedang, 17.565 rusak ringan. 856 fasilitas umum rusak,” lanjutnya.
Lilik menuturkan, dari keseluruhan bencana itu, 98 persen merupakan bencana hidrometerologi, sedangkan 2 persen sisanya geologi.
Ia kemudian menjabarkan tiga bencana terbesar di tahun ini. Pertama yakni longsor di Sulawesi Selatan pada 22 Januari 2019. Selanjutnya banjir dan longsor Sentani 16 Maret, serta ketiga banjir dan longsor di Bengkulu 27 Maret.
“Longsor Sulsel 82 meninggal, 3 hilang, 47 luka luka. Banjir longsor Sentani 112 meninggal, 7 hilang, 965 luka. Banjir longsor di Bengkulu 24 meninggal, 4 hilang, 4 luka,” jabarnya.
Baca juga: Data Bencana BNPB pada 2019, 1.538 Kejadian dan 325 Korban Meninggal
Ia menyatakan, dibandingkan lima bulan pertama di 2018, bencana di 2019 mengalami peningkatan yang signifikan sekitar 300 peristiwa. Hal itu juga diikuti dengan jumlah korban jiwa yang lebih banyak.
“Kalau kita sandingkan antara tahun ini dan 2018, dalam 5 bulan pertama di 2018 dan 2019 jumlah kejadian meningkat. 2018 itu 1.640 bencana, 2019 ada 1.901,” ujar Lilik.
“Meninggal dan hilang 2018 sebanyak 189, sedangkan 2019 jadi 373 orang,” sambungnya.