Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hamid Awaludin

Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia.

Rahasia PDI Perjuangan

Kompas.com - 27/05/2019, 13:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bersama anak-anaknya di partai, Megawati menelan kepahitan itu, tanpa harus menyebar virus fitnah dan menyuburkan sak wasangka. Ia sangat surplus dengan teladan, bagaimana menjadi pemimpin yang damai.

Kepemimpinan Megawati menjadi semen perekat partainya dan bangsa ini.

Orang lain bisa menilai Megawati defisit dalam gagasan, tetapi ia sangat surplus dalam ihtiar menjahit benang-benang bangsa menjadi sebuah sulaman indah yang bernama Indonesia ini. Ia mampu menepikan ego dirinya untuk keutuhan bangsa.

Kesabaran Megawati itulah yang menjadi sumber legitimasi moral kepemimpinannya.

Ia memberi teladan bagaimana mengatur ritme emosi dalam politik. Kemampuannya dalam menjaga desah nafas, membuatnya bisa memiliki daya tahan luar biasa dalam permainan politik.

Megawati seolah pemain aikido yang handal, mematikan dengan tenaga lawan sendiri.

Tatkala dirinya dan partainya dalam puncak dizolimi, Megawati tidak pernah memberi instruksi ke para kadernya untuk marah dan mengamuk. Seluruh kadernya tunduk. Ia sungguh-sungguh pemimpin.

Kualitas kepemimpinan inilah yang dibayangkan oleh Max Weber: kepemimpinan kharismatik. Para politisi negeri ini, selayaknya berguru kepada Megawati, bagaimana menjadi pemimpin yang tidak menyemburkan api kemarahan.

Setelah kalah dari SBY

Pada masa pemerintahannya, Megawati mendorong konsolidasi demokrasi di Indonesia. Ia melaksanakan pemilihan umum presiden secara langsung di tahun 2004, kendati sistem itu pula yang langsung mengorbankan dirinya.

Ia kalah oleh bekas menterinya sendiri, Susilo Bambang Yudhoyono pada Pilpres 2004.

Sejak itu, Megawati memilih jalan sendiri. Ia seolah bertapa dalam kesenyapan. Ia melayarkan bahtera PDI Perjuangan di luar samudera gemerlap kekuasaan.

Sepuluh tahun lamanya ia menahan diri dari dorongan syahwat kekuasaan. Konon kabarnya, Megawati bersedia berseberangan paham dengan almarhum suaminya, Taufik Kiemas, demi mempertahankan prinsipnya, tidak ikut di atas pentas kekuasaan.

Ia ajeg, bersikap diam menjaga partai agar tak oleng oleh godaan. Ia berpolitik untuk mempertahankan martabat (dignity), bukan sekedar loncat sana, parkir di sini. Ia tidak ingin dicap sebagai seorang oportunis handal.

Dan di ajang Pemilu 2014, PDI Perjuangan menuai hasilnya, merebut suara terbanyak di antara 12 partai kontestan pemilihan umum.

Para kadernya, memandang bahwa pemimpinnya berjuang bukan karena haus kekuasaan belaka. Ini jugalah yang menjadi sumber legitimasi kepemimpinannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com