Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Diminta Telusuri Dugaan Keterlibatan Elite Politik di Balik Kericuhan Aksi Demo 22 Mei

Kompas.com - 27/05/2019, 12:08 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan meminta kepolisian menelusuri dan menindak tegas para elite politik yang berada di balik aksi unjuk rasa menolak hasil Pemilu pada 21 hingga 22 Mei 2019 lalu.

Seperti diketahui, aksi yang terjadi di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) itu berakhir ricuh.

Bara menduga aksi tersebut tidak dapat dilepaskan dari konflik kepentingan dan motif politik.

"Jadi saya menyerukan bukan hanya dilakukan tindakan hukum terhadap pelaku di lapangan yang sudah ratusan orang ditahan. Tapi juga, orang-orang yang merupakan bagian dari elite yang mendesain ini semua dengan motif politiknya," ujar Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2019).

Baca juga: Adian Harap Polisi Berani Ungkap Dalang Kerusuhan 22 Mei

Jika merujuk pada pernyataan Menko Polhukam Wiranto dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Bara menilai ada orang kuat yang mendesain aksi unjuk rasa untuk kepentingam politiknya.

Selain itu, kata Bara, polisi juga sudah menemukan sejumlah kejanggalan seperti pengerahan massa dari luar Jakarta dan ditemukannya amplop berisi uang.

"Jadi jelas sekali ada pihak yang memberikan dana terhadap aksi tersebut. Jadi itu bisa dikatakan sebagai sebuah tindakan yang menyebar teror dan itu tidak bisa kita tolerir," ucapnya.

Baca juga: Massa dan Aparat Dinilai Terlibat sebagai Pelaku Kekerasan pada Kerusuhan 22 Mei

Di sisi lain, Menurut Bara, saat ini diperlukan tindakan tegas dari kepolisian agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

Ia mengatakan, ada kemungkinan strategi tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang tidak menerima hasil pemilu selanjutnya.

"Jangan sampai strategi semacam ini diulang lagi dan kalau tidak dilakukan tindakan hukum yang tegas maka bisa saja di pemillihan presiden berikutnya maka srategi semacam ini bisa diulang kembali. Ada pihak yang tidak puas dengan hasil kemudian melakukan aksi teror untuk menentang hasil tersebut," kata Bara.

Kompas TV Polisi menangkap anggota BPN Prabowo- Sandiaga, Mustofa Nahrawardaya Minggu (26/5/2019) dinihari terkait kasus penyebaran hoaks soal kerusuhan 22 Mei. Berikut ini foto-foto saat penangkapan Mustofa Nahra di kediamannya yang berada di Bintaro, Tangerang Selatan. Polisi menangkap Mustofa dengan tuduhan menyebarkan hoaks seputar peristiwa 22 Mei lewat akun twitternya. Polisi menjerat Mustofa dengan undang undang tentang informasi dan transaksi elektronik yang ancaman hukuman maksimalnya 6 tahun. #Hoaks #Aksi22Mei #MustofaNahra
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Nasional
Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Cara Urus Surat Pindah Domisili

Cara Urus Surat Pindah Domisili

Nasional
Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

Nasional
Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Nasional
Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Nasional
PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

Nasional
KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Nasional
Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com