Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks atau Fakta Sepekan: Seputar Kerusuhan 22 Mei, Isu Cacar Monyet hingga Tol Ambruk

Kompas.com - 25/05/2019, 20:21 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Tak hanya itu, Andre juga menyampaikan, tim BPN berencana mengajukan gugatan sengketa perselisihan hasil pemilu (PHPU) 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca juga: [HOAKS] Aksi Demo Dipimpin Prabowo-Sandiaga Setelah Shalat Jumat

7. Obat Paracetamol mengandung virus mematikan

Sebuah akun di Facebook mengunggah tiga foto yang menampilkan tangkapan layar dari pesan WhatsApp mengenai obat parasetamol P-500 mengandung virus Machupo pada awal Mei 2019.

Dalam post itu, satu dari tiga foto yang diunggah menyebut virus Machupo merupakan virus berbahaya dan menyebabkan angka kematian yang tinggi.

Selain itu, unggahan tersebut juga dilengkapi dengan foto pria dan wanita dengan kondisi tubuh yang penuh dengan bintik-bintik merah.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito menegaskan bahwa kabar tersebut adalah hoaks.

"Isu tersebut adalah hoaks. Badan POM tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang diisukan tersebut, termasuk kandungan virus Machupo dalam produk obat," ujar Penny saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (24/5/2019).

Ia juga menyebutkan bahwa BPOM melakukan evaluasi terhadap keamanan, khasiat, mutu, dan penandaan atau label produk sebelum diedarkan.

Diketahui, virus Machupo merupakan jenis virus bersumber dari air liur, urine, atau feses hewan pengerat yang terinfeksi dan menjadi pembawa virus Machupo. Sementara, untuk penyebarannya dapat melalui udara, makanan, atau kontak langsung.

Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk membeli obat di tempat resmi seperti apotek atau toko obat berizin.

Baca juga: [HOAKS] Obat Paracetamol Mengandung Virus Mematikan

8. Penjelasan Brimob soal anggota dari China

Sebuah foto menampilkan tiga anggota Brimob yang memakai penutup mulut dan terlihat hanya mata saja dinarasikan sebagai anggota Brimob yang didatangkan dari China beredar di media sosial Twitter pada Rabu (22/5/2019).

Dalam unggahan, pengunggah meminta pembaca untuk memperhatikan mata, warna kulit, dan rambut dari ketiga anggota Brimob itu.

Mengetahui adanya kabar tentang dugaan anggota Brimob berasal dari China, Wakil Komandan Satuan (Wadansat) Brimob Polda Sulut AKBP M Ridwan membantah kabar tersebut.

Menurut dia, foto anggota Brimob yang diduga didatangkan dari China adalah anggotanya.

"Iya benar, Andre Iroth personel kami. Andre merupakan salah satu dari 200 personel satuan setingkat kompi (SKK) yang diberangkatkan ke Jakarta untuk mengamankan aksi 22 Mei," ujar M Ridwan kepada Kompas.com pada Jumat (24/5/2019).

Kemudian, Ridwan menjelaskan bahwa sekitar 200 personel SSK yang diberangkat ke Jakarta, namun ia belum mengetahui sampai kapan mereka bertugas di sana.

Selain itu, Briptu Andre disebutkan berasal dari Kabupaten Minahasa. Ia juga memiliki hobi olahraga dan berprestasi.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Penjelasan Brimob soal Anggotanya yang Disebut dari China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com