Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Server VPN Bisa Kenali Kebiasaan Pengguna, Ini Dua Kerugiannya

Kompas.com - 24/05/2019, 18:54 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah menerapkan kebijakan untuk membatasi akses di media sosial, khususnya fitur pengiriman video dan gambar sejak Selasa (21/5/2019). Adanya batasan ini membuat sejumlah masyarakat menjadi tidak leluasa dalam berkomunikasi secara online.

Lantas, masyarakat berbondong-bondong mengunduh virtual private network (VPN) untuk dapat mengakses aplikasi yang dibatasi itu.

Mengetahui hal tersebut, analis media sosial Ismail Fahmi mengatakan bahwa situs-situs yang dimasuki oleh pengguna akan tertuju pada server VPN dalam bentuk enkripsi-enkripsi data.

"Hal yang berbahaya yang bisa terjadi adalah data-data pribadi bisa dicuri kalau datanya tidak dienkripsi oleh server VPN. Misalnya, kita mengakses situs apa saja itu terekam oleh server VPN dan tahu kebiasaan dan kesukaan kita," ujar Ismail saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (24/5/2019).

Baca juga: Beredar Pesan Singkat soal Bahaya Penggunaan VPN, Benarkah Demikian?

Iklan tertarget

Ilustrasi iklan di smartphoneshutterstock Ilustrasi iklan di smartphone
Menurut Ismail, akibat yang paling sering terjadi ketika server VPN tahu kebiasaan pengguna adalah jejak klik yang dilakukan pengguna. Jejak itu bisa dijadikan iklan yang lebih sesuai target (targeted ad) setelah tahu situs yang sering kita kunjungi.

Ismail pun mencontohkan, jika pengguna terus mengakses ke sejumlah situs yang berbeda, hal ini membuat server VPN mengenali apa kesukaan dan kebiasaan pengguna yang bisa dimanfaatkan situsnya sebagai iklan.

Baca juga: Kominfo Imbau Masyarakat Tak Pakai VPN, Ini Penjelasannya

Virus atau malware

Menurut pendiri Drone Emprit ini, akses VPN juga bisa membelokkan pengguna melalui koneksi internet yang disalurkan ke server VPN.

Apabila pengguna VPN tidak jeli dan cermat dalam menggunakan aksesnya, ia bisa juga terserang virus malware yang dijangkit melalui situs tertentu.

"Kadang-kadang dia bisa juga membelokkan ke halaman A, tapi sama server VPN-nya dibelokkan ke halaman B dulu. Nah kalau di halaman B itu ada yang kita klik dan halaman itu sudah dikasih virus trojan itu akan terinstal di ponsel kita," ujar Ismail Fahmi.

Menularnya trojan ini juga menjadi dampak buruk bagi pemilik ponsel. Menurut Ismail, adanya trojan dalam ponsel bisa dikendalikan oleh si pembuat virus. Pembuat virus bisa leluasa merekam apa pun yang kita ketik, termasuk kode password.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com