Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habibie: Kalau Disamakan Rusuh 22 Mei Seperti 1998, "It's Not True"

Kompas.com - 24/05/2019, 17:29 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie menegaskan, kerusuhan di sejumlah titik di Jakarta, Rabu (22/5/2019), sangat berbeda dengan kerusuhan yang terjadi pada 1998.

"Kalau ada disamakan (kerusuhan 22 Mei) dengan keadaan waktu saya tahun 1998, it's not true," ujar Habibie saat dijumpai di Ruangan Kredensial, Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5/2019).

Ada pula pihak yang mengatakan bahwa keterbelahan yang terjadi di masyarakat belakangan ini disebabkan pasangan calon presiden beserta wakil presidennya yang hanya berjumlah dua. Habibie juga tidak setuju dengan pendapat tersebut.

Baca juga: Ucapkan Selamat, Habibie Yakin Jokowi Bisa Lanjutkan Program

"Loh, kamu yang tentukan mekanismenya sendiri," ujar Habibie.

Ia menegaskan, Indonesia akan menghadapi Pemilu setiap lima tahunnya. Dengan demikian, tidak perlu masyarakat berbuat tindakan yang tidak sesuai konstitusi. Apalagi sampai melakukan kerusuhan di tengah masyarakat.

Habibie menuturkan, melakukan perbuatan yang melanggar hukum karena perbedaan politik hanya akan menghambat pembangunan bangsa dan memecah belah persatuan.

Baca juga: Habibie: Risiko Tinggi Hanya Perjuangkan Kepentingan Satu Kelompok, No Way!

"Apa kita akan mengambil risiko menghambat pembangunan? Mengambil risiko bahwa kita bisa diadu domba, pecah dan sebagainya? Enggak ada itu," ujar Habibie.

Habibie sekaligus mengingatkan, kaum muda Indonesia adalah generasi penerus bangsa Indonesia. Kaum muda seharusnya melanjutkan perjuangan dari generasi sebelumnya demi membangun Indonesia.

"Kalau mau menganggap saya berhasil, Anda-Anda juga harus lebih hebat dari saya. Itu tolak ukurnya," ujar Habibie.

Kompas TV Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan Presiden Ke 3 Republik Indonesia, BJ Habibie di Istana Merdeka, Jakarta. BJ Habibie menyoroti berbagai keadaan pasca pengumuman hasil rekapitulasi pemilu. BJ Habibie memberi pesan untuk menjaga persatuan dan kesatuan republik indonesia. Berikut pernyataan lengkap Presiden Ke 3 Republik Indonesia, BJ Habibie. #Habibie #JokoWidodo

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com