"Debat kadang-kadang maaf, Pak, suara saya keras. Saya setengah Banyumas, setengah Minahasa. Bapak kan Solo, halus," kata Prabowo.
Namun, seperti Jokowi, Prabowo menegaskan, akan tetap bersahabat dengan rivalnya dalam dua kali pilpres ini.
Prabowo mengaku ingin demokrasi yang seperti ini. Meski berbeda dalam mengelola negara, persahabatan tidak putus.
"Kita pun tidak akan putus persaudaraan kita. Kita berjuang untuk rakyat sama-sama biar rakyat yang menentukan yang terbaik untuk bangsa," kata Prabowo.
Baca juga: Apapun yang Terjadi, Jokowi Mengaku Akan Tetap Bersahabat dengan Prabowo
Prabowo bahkan sempat menyebut nama beberapa tokoh yang ada di barisan pendukung Jokowi-Ma'ruf.
Dia menyebut Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Yenny Wahid, dan Pramono Anung. Persahabatan tidak hanya terjalin dengan Jokowi, tetapi juga tokoh-tokoh yang ia kenal baik itu.
Setelah pernyataan penutup itu, keduanya saling menghampiri. Jokowi dan Prabowo saling menggenggam tangan dan "cipika-cipiki".
Tepuk tangan pendukung kedua capres ini langsung bergemuruh di ruangan itu.
Sekarang, Pilpres 2019 sudah selesai. Janji persahabatan di antara keduanya menunggu untuk dibuktikan.
Jokowi sudah mengupayakan pertemuan dengan Prabowo melalui utusan yang dikirimnya.
Jokowi menyebut inisiatif dirinya untuk bertemu Prabowo muncul setelah pemungutan suara Pilpres 2019 pada 17 April 2019.
"Sudah saya sampaikan, saya sudah berinisiatif sejak awal setelah coblosan," kata Jokowi.
Namun, hingga saat ini pertemuan yang ditunggu-tunggu itu belum juga terjadi. Sementara di akar rumput, perselisihan tidak kunjung padam.
Pilpres sudah berakhir, tetapi persahabatan tak boleh berakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.