Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Ungkap Alasan Percepatan Pembacaan Hasil Pemilu

Kompas.com - 22/05/2019, 14:29 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Azis mengatakan, pembacaan hasil pemilu dilakukan lebih cepat dari rencana awal lantaran seluruh proses rekapitulasi suara telah selesai.

Baik rekap 34 provinsi maupun 130 wilayah luar negeri telah rampung pada Selasa (21/5/2019) dini hari, sehingga hasilnya langsung dibacakan dalam rapat.

"Kenapa bukan tanggal 22, kenapa tanggal 21, karena semuanya sudah rampung. Kalau belum rampung tidak mungkin KPU menetapkan," kata Viryan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).

Baca juga: KPU: Keadilan Pemilu Tak Akan Didapat Melalui Aksi di Jalan

"Karena rekapitulasi sudah selesai maka langsung dilakukan penetapan," sambungnya.

Dalam Pasal 413 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu disebutkan, KPU menetapkan hasil pemilu secara nasional paling lambat 35 hari setelag hari pemungutan suara.

Viryan juga menilai, wajar jika rapat pleno pembacaan hasil pemilu dilakukan pada dini hari. Sebab, ketika itu KPU baru menuntaskan proses rekapitulasi.

Baca juga: KPI Minta Lembaga Penyiaran Redakan Suasana Pasca-Penetapan Hasil Pemilu

Pada Pemilu 2014 pun, pembacaan hasil dilakukan saat tengah malam.

"Kenapa pukul 01.46 ketika orang banyak tidur, karena sebagai gambaran tentunya istirahat, yang kerja kan kami dengan para saksi," ujar Viryan.

Menurut Viryan, rekapitulasi di sejumlah KPU provinsi dan kabupaten/kota juga dilakukan lebih cepat dari target, seperti KPU Bangka Belitung, KPU Bali, dan KPU Gorontalo.

Baca juga: Demo Tolak Hasil Pemilu Ricuh, Kedutaan Amerika Keluarkan Peringatan

Ia menegaskan, hal ini sebagai suatu kewajaran karena prosesnya pun dilakukan secara terbuka.

"Ini bukan satu proses yang tertutup, Insyallah KPU bekerja dengan semangat terbuka. Dan rekamannya hadir, dan proses tersebut beberapa media meliput langsung," katanya.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai, waktu pengumuman hasil rekapitulasi hasil pemilu sangat janggal. Tetapi, ia tak memberi penjelasan lebih lanjut.

Baca juga: 7 Fakta Pernyataan Tokoh Agama dan Politik Pasca-Pemilu, Waspada Teroris Menyusup hingga Fokus Ibadah Puasa Saja

"Pihak paslon 02 juga merasa pengumuman rekapitulasi KPU itu dilaksanakan pada waktu yang janggal, di luar kebiasaan," ujar Prabowo dalam jumpa pers di Jalan Kertanegara, Selasa siang.

Menurut Prabowo, pengumuman KPU itu dilakukan saat senyap.

Kompas TV Massa terus menyerang aparat kepolisian yang berjaga di kawasan Tanah Abang, tepatnya di bawah kolong Jatibaru, Rabu (22/5). Massa datang dari sejumlah penjuru dan berlari ke arah Polsek Gambir sekitar pukul 09.15 WIB. Massa mencoba untuk merangsak masuk, tetapi petugas terus berjaga-jaga dan sempat mengeluarkan gas air mata kepada massa. Hingga saat ini, kondisinya belum terkendali. #TanahAbangRicuh #PolsekGambir #DemoBawaslu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com