Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Demonstran Ditembaki Peluru Tajam, Ini Penjelasan Polri

Kompas.com - 22/05/2019, 12:03 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa yang dilakukan di depan Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (21/5/2019) berakhir ricuh.

Sekelompok massa berkumpul dan melakukan orasi karena merasa tidak puas terhadap hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019 yang telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Awalnya, demo berlangsung secara damai. Namun, menjelang malam tiba, aksi anarkistis seperti pembakaran ban, pelemparan bom molotov, pelemparan batu, hingga pembakaran belasan kendaraan dilakukan oleh pendemo.

Petugas kepolisian pun berusaha mendorong massa untuk mundur dan menyudahi aksi demo mereka. Di satu sisi, polisi juga menyebut bahwa massa yang melakukan kerusuhan berbeda dengan yang melakukan demonstrasi di depan Gedung Bawaslu.

Peristiwa ini menyedot perhatian masyarakat. Berbagai informasi tersebar dengan cepat melalui media sosial, salah satunya muncul kabar bahwa pihak kepolisian melakukan penembakan kepada sekelompok massa pendemo.

Narasi yang beredar:

Informasi beredar menyebut korban bernama Farhan. Dia disebut tewas akibat luka tembak saat turut serta dalam aksi pasca-pengumuman hasil Pilpres.

Farhan dikabarkan tertembak di depan Pasar Blok A Tanah Abang.

Tembakan tersebut mengenai bagian leher hingga tertembus ke bagian belakang tubuh korban.

Kabar penembakan ini pun berpotensi menimbulkan keresahan tersendiri di masyarakat.

Penelusuran Kompas.com:

Menanggapi isu yang berkembang tersebut, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menegaskan bahwa polisi yang melakukan pengamanan aksi tersebut tak membawa peluru tajam.

"Aparat kepolisian dalam rangka pengamanan unjuk rasa tidak dibekali peluru tajam," kata Dedi, Selasa (21/5/2019).

Menurut dia, senjata api hanya digunakan oleh pasukan antianarkis di bawah kendali Kapolda Metro Jaya. Pengerahan pasukan bersenjata tersebut dilakukan hanya saat terjadi peningkatan gangguan keamanan.

Selengkapnya, baca juga: Polisi Tak Dibekali Peluru Tajam, Polri Sebut Hoaks Penembakan Pengunjuk Rasa

Saat ini, pihak kepolisian terus memantau akun-akun penyebar isu penembakan yang menimbulkan keresahan di masyarakat ini.

Pemberitaan lain mengabarkan, Farhan sempat dibawa ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat sebelum akhirnya meninggal dunia.

Dilansir dari Tirto.id, korban atas nama Farhan meninggal karena luka tembak di leher dan tembus ke belakang.

"Kena tembak peluru, beliau ada di RS Budi Kemuliaan," kata Dr. Muhammad Baharuddin, salah seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Budi Kemuliaan di depan Ruang IGD kepada Tirto.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada kepastian siapa yang melakukan penembakan atau dalam konteks apa penembakan itu terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com