Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soeharto dan Habibie, Kisah Kedekatannya dan Peristiwa Saat Malam 20 Mei 1998

Kompas.com - 22/05/2019, 03:11 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerusuhan di sejumlah kota di Tanah Air, terutama di Jakarta, membuat situasi politik tidak menentu pada pertengahan Mei 1998 itu. Selain itu, masyarakat pun marah dengan pemerintah atas tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti dalam tragedi yang terjadi pada 12 Mei 1998.

Aksi demonstrasi mahasiswa semakin memanas. Puncaknya adalah ketika mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat berhasil menduduki gedung DPR/MPR pada 18 Mei 1998. Mereka mendesak Soeharto segera melepaskan jabatannya sebagai presiden.

Presiden Soeharto saat itu memang terdesak. Rencananya untuk membuat pemerintahan transisi yang tergabung dalam Komite Reformasi sulit terwujud. Padahal, Komite Reformasi diharapkan dapat memuluskan proses pengunduran diri Soeharto setelah pemilu digelar.

Langkah ini juga dibarengi oleh kesepakatan 14 menteri dalam Deklarasi Bappenas yang tidak bersedia duduk dalam Komite Reformasi. Mereka juga tidak bersedia bergabung dalam Kabinet Reformasi hasil reshuffle dan menuntut Soeharto mundur.

Baca juga: Kisah Soeharto Ditolak 14 Menteri dan Isu Mundurnya Wapres Habibie...

Merasa terpukul dan tak menduga mendapatkan sikap seperti itu, akhirnya Soeharto resmi mengundurkan diri dari kursi Presiden pada 21 Mei 1998.

Tepat pukul 09.00 WIB, Soeharto yang mengenakan safari gelap dan berpeci mulai membacakan surat pengunduran diri.

Melalui pernyataan itu, akhirnya tumbanglah Orde Baru yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun lamanya.

Setelah itu, Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie ditunjuk untuk menggantikan Soeharto dalam memimpin Indonesia.

Malam yang menentukan

Soeharto tentu tidak begitu saja menyerahkan jabatannya kepada BJ Habibie. Sejumlah pertimbangan dimiliki Soeharto setelah bertemu sejumlah orang pada 20 Mei 1998 malam. Namun, Soeharto tidak bertemu Habibie.

Dalam buku Memoar Romantika Probosutedjo: Saya dan Mas Harto yang ditulis adik Soeharto, Probosutedjo, Habibie memang sempat menelepon kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta. Ketika itu, Habibie menyatakan ingin bertemu.

Namun, Menteri Sekretaris Negara Saadilah Mursjid yang menerima telepon Habibie menyatakan bahwa Presiden memang enggan ditemui siapa pun.

Habibie sendiri bermaksud bertemu Soeharto setelah sejumlah menteri berkumpul di rumahnya dan bermaksud mundur dari jabatannya. Hal ini dikisahkan mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie yang ada di kediaman Habibie.

"Malamnya saya mendampingi Pak Habibie menerima para menteri yang mengundurkan diri yang dipimpin oleh Menko Pak Ginandjar Kartasasmita," ujar Jimly saat membuka acara Refleksi 20 Tahun Reformasi, Jakarta, pada 21 Mei 2018.

Setelah para menteri datang dan menyatakan pengunduran diri, Habibie langsung menyuruh ajudannya menelpon ajudan Presiden Soeharto. Malam itu juga, Habibie meminta waktu untuk bertemu Pak Harto.

Namun, ungkap Jimly, telepon itu diserahkan ajudan Pak Harto kepada Menteri Sekretaris Kabinet Saadillah Mursjid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com