Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Wapres, Ketua PGRI Protes soal Kewenangan Pengelolaan Sekolah di Daerah

Kompas.com - 20/05/2019, 22:57 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menyampaikan protes ke Wakil Presiden Jusuf Kalla ihwal pengelolaan sekolah di daerah yang tidak terintegrasi.

Hal itu disampaikan Unifah di sela pertemuannya dengan Kalla dalam rangka mengundang Wapres untuk hadir di Kongres PGRI 4-7 Juli mendatang.

"Pembagian kewenangan otonomi daerah itu mungkin sebaiknya tidak dalam level jenjang dan jenis. Misalnya SMA dan SMK di provinsi, SD dan SMP di kabupaten kota itu menimbulkan sedikit banyak segregasi di daerah," ujar Unifah di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (20/5/2019).

Baca juga: PGRI: PP P3K Melukai Keadilan Guru Honorer

"Maka kami menyarankan untuk melakukan kajian otonomi, bagaimana kalau pembagian peran ini di sisi layanan misalnya fungsi-fungsi manajemennya, gitu kan," lanjut dia.

Ia mengatakan pembagian kewenangan pengelolaan sekolah seperti itu menimbulkan distribusi guru yang tidak merata serta menciptakan disintegrasi pengelolaan pendidikan di daerah.

Pembagian semacam itu menurut dia membuat daerah perkotaan selalu dipenuhi guru-guru berkualitas.

Akibatnya, lanjut Unifah, kualitas pendidikan daerah perkotaan dan pinggiran menjadi timpang. Karena itu, dalam Kongres PGRI nanti, ia berharap Wapres selaku pembicara kunci menyinggung hal tersebut dalam pidatonya.

Baca juga: PGRI Minta Prioritaskan Guru Honorer Senior Diangkat Jadi PPPK

Ia menambahkan ke depannya dibutuhkan kajian yang lebih komprehensif terkait pembagian kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota.

"Intinya, setelah kami pelajari, pembagian kewenangan yang terpisah seperti itu, itu menimbulkan sebuah ketimpangan antara satu daerah dan daerah lain, dan itu iklimnya enggak kondusif," ujar dia.

"Dan ini harus dicairkan kembali, bagaimana pusat, provinsi, kabupaten kota duduk bersama, membagi kewenangan yang mana," lanjut Unifah.

Kompas TV Keong mas dikenal sebagai hama musuh petani, karena merusak tanaman padi di sawah. Dari keprihatinan ini, seorang mahasiswi di Semarang ciptakan inovasi. Ia bernama Fenti Kumala Sari, mahasiswi Univesitas PGRI Semarang atau Upgris. Fenti memanfaatkan keong mas menjadi pupuk organik cair. Pupuk ini digunakan untuk percepat pertumbuhan tanaman. Untuk membuat pupuk, daging keong lebih dulu ditumbuk, lalu dicampur irisan kulit pisang, air cucian beras dan bahan lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com