JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, dinamika politik yang terjadi pasca-Pemilu 2019 adalah hal biasa. Dinamika itu termasuk kekecewaan dari pihak yang kalah.
Namun, ia yakin upaya mengajak rakyat untuk tidak percaya terhadap hasil pemilu tak akan berhasil.
"Karena bertentangan dengan kultur bangsa yang cinta damai, toleran, dan punya tradisi musyawarah di dalam menyelesaikan setiap perbedaan," kata Hasto melalui keterangan tertulis, Senin (20/5/2019).
Baca juga: PDI-P Tak Akan Gerakkan Massa pada 22 Mei 2019
Hasto mengingatkan bahwa Pemilu 2019 melibatkan partisipasi masyarakat yang tinggi. Artinya, pemenang pemilu kali ini memiliki legitimasi yang tinggi juga.
Adapun berdasarkan hasil hitung sementara, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin memenangi Pilpres 2019. Sementara PDI Perjuangan menjadi partai pemenang dalam Pileg 2019.
"Partisipasi pemilih mencapai di atas 80 persen itu yang menjadi basis legalitas dan legitimasi tertinggi kepemimpinan Jokowi-KH Ma'ruf Amin," ujar Hasto.
Baca juga: Demokrat Pastikan Tak Ikut jika Ada Aksi Persoalkan Hasil Pemilu pada 22 Mei
Pada hari penetapan hasil Pemilu 2019, Rabu (22/5/2019), PDI Perjuangan tak akan mengerahkan massa untuk mengawal proses itu.
Hasto mengatakan, hasil rekapitulasi nasional itu merupakan suara rakyat yang lebih nyata dibandingkan aksi massa pada 22 Mei 2019.
"PDI-P menegaskan tidak akan melakukan konsentrasi massa pada 22 Mei. Massa riil itu ya rakyat sendiri. Itulah kekuatan penopang kekuasaan yang sejati. Puncak rekapitulasi nasional tersebut harus menjadi bagian instrumen peningkatan peradaban demokrasi Indonesia," ujar Hasto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.