Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Sepekan: Pengancam Jokowi, Aksi Gangster, hingga BPJS Beri Rp 2 Juta

Kompas.com - 20/05/2019, 03:03 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Surat penerimaan pegawai negara di LP5N

Penipuan terkait perekrutan pegawai negeri sipil kembali terjadi. Kali ini, muncul lembaga fiktif bernama Lembaga Pusat Pengendali Pengangkatan dan Pembelajaan Pegawai Negara (LP5N).

Dalam surat yang mengatasnamakan LP5N, penerima surat diminta menyiapkan dokumen lengkap untuk pemeberkasan pengangkatan (sebagaimana terlampir).

Selain itu, surat pemberitahuan ini juga diwahibkan untuk dibawa dan ditunjukkan pada saat pemberkasan kepada Panitia LP5N yang berada di Kantor LP5N atau Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten/Kota.

Atas beredarnya surat ini, Kepala Biro Hukum, Komunakasi, dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Mudzakir menegaskan bahwa pemerintah tidak mempunyai lembaga resmi bernama LP5N.

"Iya, hoaks. Tidak ada lembaga yang bernama LP5N. Jika ada yang mengatasnamakan sebagai pegawai LP5N, sudah pasti itu oknum yang mempunyai tujuan tertentu," ujar Mudzakir kepada Kompas.com, Rabu (15/5/2019).

Baca juga: [HOAKS] Surat Pengumuman LP5N kepada Peserta yang Lolos Jadi Pegawai Negara

Pesan agar Warga Solo Hati-hati dengan Gangster

Sebuah pesan mengimbau masyarakat Solo dan sekitarnya agar berhati-hati dengan aksi begal yang diduga beroperasi di wilayah Nusukan, Sumber, Laweyan, dan Pedaringan pada Rabu (15/5/2019).

Disebutkan juga bahwa aksi begal tersebut telah menimbulkan delapan korban yang dibacok tanpa sebab dan tidak mengambil motor korban.

Selain itu, pesan tersebut juga berisi imbauan kepada masyarakat Solo untuk tidak berpergian pada pukul 23.00-04.30 WIB dikarenakan gangster beroperasi di jam-jam tersebut.

Namun, Kepala Polisi Sektor Grogol Sukoharjo, AKP Didik Noertjahjo menyampaikan bahwa pesan yang beredar di aplikasi WhatsApp adalah hoaks.

"Memang sekarang mulai marak berita kekerasan, tetapi pesan (adanya begal di Solo dan sekitarnya) adalah hoaks," ujar Didik saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (16/5/2019).

Baca juga: [HOAKS] Pesan yang Imbau Warga Solo Hati-hati dengan Aksi Gangster

BPJS Beri Bantuan Lebaran Rp 2 Juta

Sebuah kabar palsu mengenai adanya pemberian bantuan jelang Hari Raya Idul Fitri bagi masyarakat yang terdaftar dalam jasa pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan beredar luas di media sosial Facebook pada Rabu (15/5/2019).

Kabar tersebut membawa regulasi berupa Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 3/Kepres/RI/V/2019 yang menyebutkan per keluarga yang terdaftar akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 2 juta.

Dikabarkan bahwa proses pencairan dana dimulai pada 1 Juni 2019 di bank-bank BUMN, seperti Bank Mandiri, BNI, dan BRI.

Selain itu, untuk proses pencairan dana ini membutuhkan syarat-syarat antara lain, fotokopi kartu keluarga (KK), fotokopi kartu BPJS, dan fotokopi KTP kepala keluarga di mana tiap fotokopi itu dirangkat dua.

Mengetahui hal ini, Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma'ruf menyampaikan bahwa kabar adalah hoaks.

Menurut dia, selama ini tidak ada pemberitahuan bantuan-bantuan langsung. BPJS Kesehatan mengelola jaminan kesehatan yang diatur dalam berbagai regulasi, baik Undang-undang, Peraturan Presiden (Perpres), dan aturan lainnya.

Akan tetapi, untuk Keppres Nomor 3 seperti yang tercantum dalam pesan tidak ada dalam peraturan BPJS.

"Perpres Nomor 82 Tahun 2018 adalah peraturan presiden yang terakhir diterbitkan, sebagai rujukan regulasi pennyelenggaraan program JKN-KIS," ujar Iqbal saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (17/5/2019).

Ia menyebutkan bahwa Kepres Nomor 3 Tahun 2019 tidak terkait BPJS, melainkan tentang Pembatalan Pemberian Remisi Berupa Perubahan dari Pidana Penjara Seumur Hidup Menjadi Pidana Penjara Sementara.

Baca juga: [HOAKS] BPJS Beri Bantuan Lebaran untuk Peserta Sebesar Rp 2 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com